Tinta Batik dari Kulit Manggis

berita |

     Penghijauan dan kebersihan di SMAK Augustinus Kota Kediri patut diacungi dua jempol. Penghijauan dan kebersihan SMA swasta di jalan Vet­eran ini sangat istimewa. Sampah telah dikelola secara baik. Itu yang telihat ketika tim juri lomba Sekolah Sehat, Hijau dan Indah, kemarin, datang.

      Menurut Kepala SMAK Augustinus Ililarius Samana, kondisi sekolahnya yang bersih dan hijau sudah berlangsung sejak lama dan sudah menjadi kebiasaan. Tanpa ada penilaian lomba, sekolah UKS ini telah melaksanakan kebiasaan sehat, hijau, dan indah. "Kalau pas ada lomba, kami hanya membenahi sedikit-sedikit," ungkapnya.

      Selain itu, sekolah ini sangat menegakkan aturan disiplin kepada para siswa. Siswa yang terlambat masuk sekolah sekali, mereka harus mengumpulkan sampah sebanyak seratus daun. "Kalau terlambat dua kali harus mengumpulkan sampah di depan ruang kelas sebanyak 200. Kalau sampai terlambat delapan kali, anak-anak harus membawa sapu untuk mengumpulkan sampah," ungkapnya.

       Di SMAK Augustinus, tim juri dis­ambut grup paskibra dan kesenian tradisional jaranan. Setelah keliling sekitar satu jam, tim juri melanjutkan penilaian di SMK PGRI 1 dan di SMAN 5 Kediri. Di SMAN 5, tim juri disuguhi kreatifitas para siswa yang mengolah sampah daun mangga dan kulit mang­gis untuk tinta pewarna batik.

      Untuk mengolah sampah daun menjadi tinta pewarna batik sangat mudah. Daun mangga atau kulit manggis yang telah kering direbus. Air rebusan tersebut berubah berwarna dan tidak mu­dah luntur untuk membatik. "Temuan ini telah kami terapkan dan kami ajarkan kepada anak-anak," ungkap Praptini, guru membatik SMAN 5 Kediri.

Kediri, Radar