Menghadapi penilaian tahap II Adipura 2013. Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan (DTRKP) dan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) selaku leading sector pengelolaan kebersihan dan lingkugan di Kota Kediri bekerja all out.
Masing-masing satker diminta berperan untuk gawe besar menyambut tim pusat Adipura. "Penilaian ini sangat menentukan apakah Kota Kediri bisa mendapatkan Adipura atau tidak. Oleh karena itu, seluruh potensi yang ada, sesuaii dengan titik pantau kita siapkan. Koordinasi yang dilakukan pada saat krusial seperti sekarang ini. Sebelumya kami sudah melakukan upaya-upaya dalam rnenjaga kebersihan dan mengelola lingkungan," kata Drs DidikTjatur MM Kepala DTRKP.
Hingga siang hari, kedua pimpinan satuan kerja (DTRKP dan KLH) blusukan ke berbagai titik pantau, termasuk ke pasar-pasar di Kota Kediri. Sementara itu di DTRKP pun tak berkurang kegiatan yang melibatkan kader-kader kebersihan. Apalagl kalau tidak rnenyiapkan Bank Sampah yang selama ini sudah terbentuk.
Sebagaimana diketahui, dengan fasilisator dari DTRKP khusunya bagian kebersihan, Endang Kartika dan Kasiono sudah membentuk kelompok-kelompok dan leader kebersihan sehingga terwujud Bank Sampah. Untuk penilaian tahap II Adipura yang berlangsung 2 hari, Senin dan Selasa, para binaan itu benar-benar siap merima kedatangan Tim Adipura.
Dari Bank Sampah, disiapkan dan dipilih 7 Bank Sampah yang sudah memenuhi kreteria tim juri. Penilaian itu meliputi aspek legalitas, kinerja dan manajemen. Dari sisi legalitas harus mempunyai Surat Keputusan (SK) Walikota Kediri, mempunyai struktur organisasi. Catatan keluar masuk sampah dan sebagaimana.
"Penilaiaan ini berdasarkan kreteria yang sudah ditentukan. Sehingga adanya Bank Sampah Riil, tidak ada rekayasa dan hanya laporan di kertas. Memang itu bagian dari DTRKP dalam membina kader kebersihan yang harus menerus dilakukan sesuai pengarahan dan instruksi Walikota Kediri," kata Endang Kartika ST, Kasie Kebersihan DTRKP mendampingi Kepala DTRKP, Drs Didik Tjatur MM.
Bank Sampah yang menjadi percontohan dan siap menerima kedatangan tim Adipura 2013 meliputi. Bank Sampah Sriwilis dari Perumahan Wilis, Bank Sampah Melati dari Sukorame, Bank Sampah Teratai dari Ngadirejo, Bank Sampah Mrican dari Mrican, Bank Sampah Hijau Daun dari Bujel, Bank Sampah Segoro Arto dari Semampir, Bank Sampah Flamboyan dari Tinalan dan Bank Sampah Ngudi Kamulyan dari Rejomulyo.
Menurut Iwan motivator pembentukan Bank Sampah dari Rejomulyo, masyarakat sangat antusias mendirikan Bank Sampah seiring dengan kesadaran akan kebersihan dan pengelolaan lingkungan yang sehat. Sementara itu, warga juga bisa merasakan manfaat dari Bank Sampah secara ekonomis. "Kami sudah rnenyiapkan apa yang dibutuhkan bank sampah, termasuk persyaratannya.
Dengan tingginya animo dan antusias warga untuk membentuk bank sampah, Endang dan Kasiono siap membantu dan mendampingi warga. Seperti yang diinginkan warga lingkungan Pagut, yang meminta dibentuknya Bank Sampah. "Kamii juga akan membantu pembinaan dan cara pemanfaatan sampah termasuk pengomposan sampah," janji Endang. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, menghadapi penilaian tahap II (P2) Adipura, Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan Kota Kediri (DTRKP) melakukan penataan dan pemantapan pengelolaan dari hulu hilir. Mulai dari sumber timbunan sampah hingga tempat pembuangan akhir. Mulai dari menggarap kesadaran masyarakat dengan mendirikan bank sampah dari setiap kelurahan hingga pemanfaatan sampah menjadi barang lebih bermanfaat.
Penilaian tahap II Adipura 2013, menurut rencana akan dilaksanakan dalam minggu-minggu ini. Objek penilaian meliputi berbagai aspek fisik non fisik, bukan hanya kebersihan lingkungan saja melainkan aspek pengorganisasian dan penataan lingkungan kota. Dari titik pantau meliputi jalan-jalan raya, terminal dan stasiun, saluran terbuka, bank sampah dan UDPK, depo/transfer depo, perumahan, hutan kota, TPA, pertokoan, perkantoran, sekolahan, rumah sakit, taman kota dan rumah kompos dan green house.
Kediri, Memo