Pemkot Kediri semakin mantap memutuskan untuk menghentikan aktivitas prostitusi di eks lokalisasi Semampir. Hal ini disampaikan Wali Kota Abdullah Abu Bakar saat buka bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Fokorpimda) Kota Kediri, kepala satker, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Rumah Dinas Wali Kota Kediri, kemarin.
"Fokorpimda sepakat untuk menghentikan eks lokalisasi Semampir," ujar Wali Kota Abdullah Abu Bakar. Kata menghentikan, jelas Abu, dipilih karena sebenarnya lokalisasi Semampir itu sudah ditutup berdasarkan peraturan daerah (perda) tahun 1998. Sehingga, seharusnya aktivitas seks di lokalisasi Semampir tidak boleh terjadi lagi.
Namun, dalam kenyataannya, masih banyak pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari yang melakukannya. Tercatat PSK di eks lokalisasi terbesar di Kota Kediri itu sebanyak 231 orang. Mereka menghuni 76 wisma di sana. PSK tersebut paling banyak berasal dari luar Kota Kediri. Sedangkan, PSK asal Kediri hanya 16 orang.
Meski menghentikan aktivitas di eks lokalisasi Semampir, tetapi Pemkot Kediri tidak akan menutup mata dengan nasib para PSK dan mucikari. Untuk itu, mereka akan diberi keterampilan dan lapangan pekerjaan baru yang halal. Rencananya, ungkap Abu, di eks lokalisasi Semampir akan dijadikan wisata kuliner. Selain kemampuan berdagang, penghuni juga akan diberi keterampilan menjahit serta loundry. Harapannya, mereka tidak lagi terjerumus ke lembah hitam. "Kami tidak akan mematikan penghidupan warga, tetapi ingin mereka berubah ke arah yang lebih baik dan sejahtera," tuturnya. Setelah melakukan rapat dan buka bersama, Fokorpimda Kota Kediri melakukan salat Magrib berjamaah. Kegiatan tersebut juga sebagai salah satu cara untuk menjalin keakraban dan silaturahmi.