Mengupas Saluran Air Hingga Estetika Kota Kediri di Kopi Tahu

berita | 07/03/2017

Segelas kopi dan tahu kembali menemani bincang ringan Mas Abu dengan warga Kota Kediri. Kali ini adalah giliran warga Kelurahan Balowerti yang menjadi tuan rumah kegiatan Kopi Tahu, Selasa (7/3). Suasana hangat terasa kental dengan hadirnya Mas Abu beserta dinas terkait di Kelurahan Balowerti untuk menjawab uneg-uneg yang ada dalam benak warga Balowerti yang belum sempat tersampaikan. Mulai dari masalah saluran air hingga estetika Kota Kediri pun dibahas bersama.

Mas Abu dalam kesempatan tersebut menyampaikan terkait penyelenggaraan program pemberdayaan masyarakat (Prodamas) agar dikerjakan dengan sebaik-baiknya agar di Kota Kediri semua kawasan menjadi baik dan indah. “Semua kawasan yang ada di Kota Kediri baik di jalan besar ataupun gang-gang sempit ini ayo kita bangun bersama dengan prodamas. Silahkan usulkan dalam rembug warga sekiranya pembangunan yang dibutuhkan di tingkat RT. Saya titip, rembug warga terus dijaga karena rembug warga adalah kunci sukses dari prodamas,” ucap Mas Abu.

Dalam Kopi Tahu Kelurahan Balowerti, warga nampak antusias untuk bertanya kepada Mas Abu. Satu diantaranya datang dari Suparman, warga RT15 RW4. “Mas Abu, untuk saluran air yang ada di gang Balong itu kondisinya sudah banyak limbah rumah tangga yang masuk. Kami mohon untuk di normalisasi agar limbahnya tidak masuk air sumur. Dan drefel yang ada di dekat SMA dhoho agar dibuka agar aliran air bisa menjadi lancar,” ungkap suparman.
Menanggapi hal tersebut, Mas Abu menyampaikan jika hanya mengandalkan pemda saja untuk membersihkan tanpa adanya peranan masyarakat sekitar untuk menjaga, maka dinormalisasi berapa kalipun hasilnya akan terulang kembali. Untuk itu Mas Abu berpesan masyarakat harus aktif dalam giat kerja bakti membersihkan lingkungan yang dilaksanakan 3 bulan sekali di sekitar tempat tinggal ataupun di tempatnya bekerja. “Ayo 3 bulan sekali kita kerja bakti bareng di lingkungan masing-masing agar Kota Kediri bisa jadi makin indah lagi. Untuk masalah drefel, nanti tim dari dinas terkait akan turun langsung dan melakukan kroscek ke lokasinya,” jawab Mas Abu atas pertanyaan yang dilontarkan warga.
Lalu, pertanyaan selanjutnya datang dari Imam Rifai, warga RT 3 RW 1 yang juga menjabat sebagai sekretaris LPMK. “Mengenai bantuan 10 juta untuk membangun rumah tidak layak huni itu kayaknya kurang. Biasanya itu hanya bisa sampai memperkokok bangunan depannya saja dan untuk penyangga atap belum bisa menggunakan balok kayu, akhirnya kembali menggunakan bambu. Mohon Mas Abu cek ulang,” sampai imam.
Mas Abu pun menanggapi dengan kedepannya jumlah dana akan dievaluasi. “InsyaAllah kedepannya akan kita ganti dananya. Terimakasih masukan dari pak Imam Rifai, kita jadikan bahan untuk evaluasi kedepannya,” ungkap Mas Abu.

Di sisi lain, Mainar warga RW 7 Kelurahan Balowerti mengusulkan taman di area stasiun terlalu rindang. “Kalau musim kemarau jadi kotor sekali dari dedaunan banyak yang jatuh dan musim penghujan dikhawatirkan pohon tidak kuat dan roboh. Mohon SKPD terkait untuk di cek bagaimana enaknya, atau di ganti saja jadi pohon palm agar orang yang dari stasiun pun saat keluar dan melihat jalan itu lebar, terang dan nampak lebih indah,” sampai Mainar.
Mas Abu pun nampak senang ada warga yang memperhatikan estetika keindahan untuk Kota Kediri. “DLHKP, tolong tamannya dipantau dan dirawat. Semisal diganti palm agar nampak terang itu biar dilakukan pengamatan dari DLHKP dulu untuk baiknya kedepan akan dibuat seperti apa,” ujar Mas Abu.
Mas Abu juga menyampaikan bahwa Memorial Park dan Taman Sekartaji yang dibuat untuk Open place for public atau tempat terbuka untuk warga, semoga kedepannya memiliki perpustakaan mini di dalamnya. “Untuk kawasan RTH di watertorn, akan kita percantik dan menjadi ruang terbuka hijau yang bisa digunakan untuk piknik keluarga ataupun kegiatan outdoor lainnya,” ungkap Mas Abu