Workshop Peran Keluarga Dalam Pendidikan dan Perlindungan anak, kembali digelar di Lotus Garden Kota Kediri, Kamis (9/3). Pada hari kedua pelaksanaan workshop ini, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan mengenai Kampung Pendidikan di Kota Kediri kepada peserta yang terdiri dari gabungan organisasi wanita (GOW) dan Warga Peduli AIDS (WPA) di tiap kelurahan.
Walikota yang akrab disapa Mas Abu ini menjelaskan faktor apa saja yang mendasari pengembangan kampung pendidikan ini, antara lain maraknya kasus kekerasan seksual pada anak, kurang pedulinya lingkungan pada anak-anak dan ketergantungan anak pada gadget. “Disini saya berpesan pada ibu-ibu agar tidak memberikan hadiah berupa smartphone pada anak-anak. Karena dengan smartphone anak-anak jadi lupa waktu belajar. Padahal kewajiban dari seorang anak adalah belajar,” ujarnya.
Penerapan kampung pendidikan sendiri, lanjut Mas Abu, salah satunya dilakukan dengan memberlakukan jam wajib belajar bagi anak-anak pada jam 18.00 hingga 20.00. “Selain itu warga juga harus mematikan TV atau media elektonik pada jam tersebut. Orang tua juga wajib meletakkan telepon pintarnya agar fokus saat mendampingi anak belajar. Selain itu orang tua wajib menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan anak,” ungkap bapak dua anak ini.
Walikota berlatarbelakang pengusaha ini menginginkan agar anak-anak di Kota Kediri mendapatkan pendidikan dan perlindungan dari keluarga serta lingkungan. “Kita harus persiapkan anak-anak kita untuk dapat bersaing dengan negara lain. Jangan biarkan anak kita menjadi follower saja. Melalui kampung pendidikan ini semoga semua bisa terwujud,” harapnya.