“Dengan pertemuan pembinaan ini, bisa memperoleh solusi untuk mengatasi orang yang terkena gangguan jiwa yang masih belum parah sampai yang sudah parah,” ujar Wakil Walikota Kediri saat membuka Pertemuan Pembinaan Program Kesehatan Jiwa berbasis Masyarakat. Acara tersebut bertempat di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri, Kamis (13/4). Dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. Fauzan Aditama, dua narasumber dari Universitas Brawijaya Ns. Heni Dwi Windarwati, S.Kep, Mkep, Sp.Kep.J dan dari RSUD Gambiran dr. Irniani, Sp.KJ dan peserta pembinaan.
Ning Lik sapaan akrab Wakil Walikota Kediri mengatakan acara ini untuk mengatasi masalah gangguan jiwa yang ada di Kota kediri karena pada saat ini orang yang mengidap penyakit gangguan jiwa sedikit bertambah baik dari kalangan remaja maupun dewasa. “Dengan pertemuan ini agar orang yang punya gangguan jiwa mendapat solusi dari masalah tersebut,” ujar Wakil Walikota Kediri.
Gangguan kejiwaan bila dalam tingkat yang belum parah dapat segera disembuhkan. Langkah awal dalam mengatasi penyakit gangguan jiwa ini dengan dibentuknya kader yang ada di masyarakat. Kader tersebut tugasnya untuk mendeteksi dini gangguan kejiwaan yang ada di lingkungan sekitar. “Jika dideteksi dengan cepat orang yang terkena gangguan jiwa biar cepat ditangani agar tidak bertambah parah dan yang sudah parah seperti dipasung bisa segera diatasi dan kedepan juga akan diadakan poli gangguan jiwa,” kata Ning Lik.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. H. Rizal Amin mengatakan bahwa masalah kesehatan jiwa terutama gangguan jiwa secara tidak langsung dapat menurunkan produktivitas, apalagi jika gangguan jiwa dimulai pada usia produktif. “Jumlah kasus gangguan jiwa sepanjang tahun 2016 ada 515 kasus pasien dari berbagai usia dan 4 orang kasus pasung. Dengan sistem pelayanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat sampai dengan bulan Maret 2017 sudah dilepas sebanyak 2 orang penderita pasung,” ujarnya.