Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar beserta Muspika Kecamatan Mojoroto hadir dalam Haflah Tasyakur Lil Ikhtitamiddurus di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyyah Bandar Kidul Kota Kediri, Senin (8/5). Haflah yang diselenggarakan Ponpes Salafiyyah ini adalah pengajian rutin pondok dalam menyambut datangnya bulan sya’ban.
Mas Abu, dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi tinggi juga disampaikan Mas Abu kepada para guru, ustadz-ustadzah, kyai serta ibu nyai yang telah memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada para santri. Mas Abu menyebut jika dilihat dari sejarah, Kota Kediri memiliki jumlah ponpes yang lebih banyak dibandingkan dengan sekolah umum. Peran serta ponpes inilah yang turut memberikan pengaruh terhadap indeks pembangunan manusia (IPM) di Kota Kediri. “IPM Kota Kediri itu termasuk tinggi, bahkan diatas Jawa Timur dan nasional. IPM ini tidak hanya tercipta karena kondisi sekolah umum saja, tetapi karena struktur pendidikan yang ada di Kota Kediri sudah baik,” ujar Mas Abu.
Mas Abu juga menyampaikan bahwa sebelum Presiden RI Joko Widodo menetapkan pentingnya pendidikan moral (revolusi mental), Pemkot Kediri sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pendidikan moral kepada anak-anak. Satu diantaranya adalah dengan pemberian insentif kepada guru mengaji di masjid mushala yang ada di Kota Kediri. “Revolusi mental yang baik itu minimal di rumah, dalam sebuah keluarga. Kalau di masyarakat ya adanya di TPA-TPQ yang ada di masjid, mushala, surau atau ponpes. Karena hal itulah, kita dari pemerintah memberikan insentif kepada para guru mengaji di TPA-TPQ. Jika ustadz-ustadzah di madin (madrasah diniyah) menerima perhatian pemerintah, maka anak-anak kita yang menerima pendidikan agama yang terbaik disana yang mungkin ilmunya tidak didapat di sekolah umum,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mas Abu juga menyinggung perkembangan dunia dalam hal teknologi informasi saat ini yang sangat cepat. Salah satu contoh cepatnya perkembangan IT adalah Handphone. “HP ini seperti pisau yang bisa digunakan untuk memasak ataupun menusuk entah bagaimana kita menggunakannya. Untuk bapak ibu wali santri jangan merasa bangga jika bisa membelikan HP canggih kepada putra-putra nya. Dari HP memang kita bisa mendapatkan informasi yang sifatnya positif tapi ada berita hoax dan informasi yang negatif juga. Jadi saya mohon, jika anak bapak ibu sudah dibekali HP yang canggih tolong diawasi penggunaannya,” ujarnya.
Mas Abu juga berpesan kepada wali santri terkait pendidikan pondok itu akan mengajarkan kebaikan. “Tak perlu khawatir di pondok seperti apa pendidikannya, pastinya baik. Di sekolah umum atau di pondok itu sama saja. Bahkan saya yakin jika di pondok itu memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan pendidikan umum di luar pondok. Karena sudah terbukti ada lulusan pondok yang bisa menjadi presiden dan banyak juga yang bisa menjadi menteri,” ungkap Mas Abu.
Terakhir, Mas Abu berharap semoga dengan agenda haflah ini, pondok-pondok pesantren di Kota Kediri akan lebih mengembangkan pikiran-pikiran yang positif serta bisa membangun IPM Kota Kediri sehingga kita bisa memiliki putra-putri yang bisa meneruskan perjuangan para pahlawan. Meneruskan perjuangan-perjuangan islam yang ada di indonesia, khususnya Kota Kediri untuk kemaslahatan umat. “Kalau dulu pahlawan bisa dikenang jasanya, sekarang saatnya kita berjuang agar anak cucu penerus kita bisa memiliki karya positif yang berjasa untuk keluarga, masyarakat dan negara indonesia tercinta. Menjadikan indonesia negara yang berbudaya, negara yang baik, negara yang bertoleran dan maju,” ujarnya.
Dalam acara yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyyah Kota Kediri KH. Abu bakar Abdul Jalil yang akrab disapa Gus Ab mengapresiasi Walikota Kediri yang telah memberikan perhatian kepada para guru TPQ yang ada di Kota Kediri. “Terimakasih pak Walikota yang sudah memberikan insentif kepada guru TPQ di Kota Kediri. Semoga bisa menambah semangat para guru ngaji dalam memberikan ilmu kepada murid-muridnya,” ujar Gus Ab.