Pembukaan acara Focused groups discussion (FGD) dan visitasi transformasi STAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri di selenggarakan pagi ini (2/8). Acara ini bertempat di gedung rektorat lantai 4 STAIN Kota Kediri.
Acara yang dimulai pada pukul 10.30 WIB berlangsung dengan lancar. Dalam kesempatan tersebut Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menyampaikan bahwa sebagai stakeholder bertanggung jawab penuh atas Pendidikan di Kota Kediri.
"Di Kota Kediri ada lonjakan-lonjakan istimewa sekitar 4 tahun. Dan tepat pada 2014, saya mencoba menggali potensi-potensi yang ada di Kota Kediri. Karena dulu banyak sekali orang bilang bahwa disini banyak potensinya tapi belum bisa spesifik. Sehingga saya meminta bantuan Prof. Renald Khasali dari rumah perubahan, " ujarnya.
Mas Abu sapaan lekat orang nomor satu di Kota Kediri menyampaikan bahwa dari rumah perubahan itulah akhirnya di ketahui bahwa Kota Kediri ini memiliki 3 potensi yang menonjol yaitu dari pendidikan, perdagangan dan jasa.
"Bicara mengenai pendidikan, pendidikan kita dari TK,SD, SMP sudah bagus dan setara dengan Surabaya dan Malang.Umpama kita di adu ketangkasan dengan anak Bandung atau Surabaya sudah oke. Selain itu orang Kediri pun banyak di terima di universitas besar di luar kota. Di Kota Kediri pun mempunyai 3 pabrik gula dari jaman dulu, kemudian bertambah dengan adanya Gudang Garam (GG) dengan berdirinya pabrik ini dan pabrik rokok lainnya orang-orang mulai menawarkan jasanya,"ungkap Mas Abu.
Mas Abu menambahkan sudah selama 57 tahun STAIN berdiri dan menjadi kebutuhan masyarakat bukan hanya masyarakat Kota Kediri saja. "Seperti yang kita lihat sekarang Kota Kediri semakin padat, banyak siswa yang ingin sekolah ataupun kuliah di Kota Kediri.Dengan berdirinya sekolah ataupun kampus ini juga akan memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat sekitar. Selain itu adlahamdulillah IPM Kota Kediri semakin meningkat jauh di tingkat Jawa Timur", tambahnya.
Di kesempatan terakhir Mas Abu berharap banyak agar Kota Kediri menjadi Kota Pendidikan, dan STAIN pun bisa segera menuju IAIN. "Semoga diberikan kelancaran. Setelah itu kita harus memikirkan kekurangan dan apa yang harus di tambah atau perbaiki. Saya minta jangan terlalu banyak diskusi, karena dengan banyak diskusi akan menimbulkan hoaks juga. Yang terpenting kita hanya butuh duduk bersama dan mencari solusi untuk memecahkan masalah," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut Asisten Deputi Bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan Kementrian Sekretariat Negara Hanung Cahyono juga menyampaikan pesan. "Berkembangnya suatu daerah yaitu atas dukungan dari pimpinan daerah sangat penting, sama halnya dengan STAIN menjadi IAIN. Selain itu pula adanya pernyataan dukungan dari Walikota dan Gubernur secara lisan dan tertulis," ungkapnya
Perlu di Ketahui ada 8 stain dari Indonesia yang akan menjadi IAIN. Nantinya akan diproses dan harus melalui peraturan presiden, setelah itu akan menyampaikan analisis kepada Presiden dan nantinya akan terbit ijin prakarsa.
Dalam acara ini pula di hadiri oleh beberapa narasumber dari tim visitasi Kementerian Sekretariat Negara, Ditjen. Anggaran dan biro Ortala Kementerian Agama RI drs. Afrizal zen,
Hanung Cahyana,. SH.,LL., MM, Dyah Ariyanti, SH,. MH, Deriansyah RS, SH., MH dan Mujjibudda'wah., Kepala Kemenag Kota Kediri A. Zuhri, lurah Rejomulyo Jahroni, Kepala MAN 1 Enim K. , Perwakilan dari pondok Al Falah dan Sunan Ampel serta Civitas Akademika STAIN Kediri.