Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan potensi ekonomi Kota Kediri saat menjadi narasumber dalam Economic Outlook 2019 yang bertajuk "Tantangan Perekonomian dan Peluang Bisnis ke depan" di Ruang Kilisuci Grand Surya, Sabtu (13/10). Dalam acara tersebut narasumber lainnya adalah Prof.Dr.Candra Fajri Ananda, MSc yang merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
Menurut walikota yang akrab disapa Mas Abu ini, Kota Kediri adalah kota kecil namun memiliki potensi yang sangat besar. Kota Kediri memiliki luas sebesar 63,40 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sebesar 291.893 jiwa, namun potensi penduduk di yang datang di Kota Kediri mencapai 1,5 - 2 juta jiwa per hari. Kita Kediri memiliki inflasi terendah yakni 3,44% di tahun 2017, hingga mendapat penghargaan TPID Terbaik se-Jawa Bali tahun 2017. Di tahun 2018 pada bulan Mei dan Agustus Kota Kediri mengalami deflasi sebesar -0,17% dan -0,10%. "Jadi Kota Kediri adalah kota kecil namun punya banyak penyangga salah satunya di sektor industri. Selain itu ada satu penyangga lain adalah tingkat inflasi yang rendah ini di sektor pasar. Kita punya pasar grosir yang menyuplai barang di Kalimantan dan Suraya bahkan ada yang diekspor," jelasnya.
Mas Abu menuturkan di tahun 2017, PDRB Kota Kediri yang terdapat peranan industri pengolahan tembakau mencapai 116 trilyun sedangkan PDRB tanpa industri pengolahan tembakau hanya 24 trilyun. Untuk meningkatkan PDRB tanpa industri tembakau yang harus kita dorong adalah sektor baru yakni industri kreatif. "Teman-teman perbankan harus perhatikan ini dengan membantu memberi modal pada UMKM. Kita di pemerintah memiliki anggaran yang cukup terbatas dan hanya bisa memberikan stimulus pada mereka," ujarnya.
Walikota muda berusia 38 tahun ini juga menjelaskan untuk mendorong UMKM, Pemkot Kediri membuat acara-acara seperti Car Free Night, Food Fest, Bazarku Bazarmu serta Mahakarya Kediri agar UMKM Kota Kediri bisa memamerkan produknya. Pemkot Kediri juga mendatangkan Designer ternama untuk lebih mengangkat potensi Kain Tenun Ikat Kota Kediri. Serta kerjasama dengan Buka Lapak untuk marketing secara online. "Saya juga minta bank untuk membantu UMKM yang belum bankable," harapnya.
Kota Kediri juga memiliki IPM diatas IPM nasional dan Jawa Timur yakni diangka 77,13 serta angka harapan hidup sebesar 73,69. Nantinya di Kediri akan dibangun bandara dan jalan tol Trans Jawa. Untuk menangkap peluang itu, Pemkot Kediri mengambil kebijakan untuk membangun sumber daya manusia nya. Melalui program seperti English Massive yang saat ini telah diikuti sebanyak 3108 partisipan dan adapula beasiswa bagi perguruan tinggi untuk mahasiswa kurang mampu sebanyak 1500 mahasiswa. "Saya meminta kepada bank jatim untuk bisa membantu dengan sistem student loan. Dengan cara tersebut nantinya mahasiswa akan menjadi lebih produktif lagi saat kuliah," imbuhnya.
Selain itu, Pemkot Kediri juga melakukan penyederhanaan perizinan dari 153 menjadi 56, serta mempermudah layanan perizinan yang bisa dilakukan secara online melalui Kediri Single Window for Investment dan setelah selesai perizinan online tersebut akan dikirim melalui pos. "Realisasi investasi di Kota Kediri mencapai 717 milyar," pungkasnya.
Pada kesempatan ini, Masih Abu juga menyampaikan potensi lain yang dimiliki Kota Kediri yakni Prodamas, Satu Kelurahan Satu Taman, RSUD Gambiran dan Politeknik Kota Kediri, Pasar Setono Betek dan Jembatan Brawijaya.
Diakhir acara, terdapat penyerahan plakat dari Bank Jatim Cabang Kediri kepada Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar.
Hadir dalam kegiatan ini Kapolresta Kediri AKBP.Anthon Haryadi, Komisaris Utama Bank Jatim Akhmad Sukardi Direktur Operasional Bank Jatim Rudi Hariono,
Pemimpin Divisi Trisury Bank Jatim Revi Adiana Silawati, perwakilan Bank Jatim Cabang, pengusaha, serta kepala OPD dilingkungan Pemerintah Kota Kediri