Pemerintah Kota Kediri memperoleh penghargaan dalam acara Statistical Capacity Building Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, Selasa (6/11) bertempat di Ballroom C Hotel Shangri-La Surabaya. Kali ini Pemkot Kediri dinobatkan sebagai salah satu dari tiga terbaik kategori Pemerintah Daerah Tingkat II dengan kerjasama dan pengguna data Badan Pusat Statistik (BPS). Penghargaan tersebut diserahkan oleh langsung oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang didampingi oleh Kepala BPS Republik Indonesia Suhariyanto kepada Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar. Selain Kota Kediri, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten sidorjo juga meraih penghargaan tersebut.
Pada kesempatan itu Gubernur Jawa Timur Soekarwo menjelaskan bahwa tugas kepala daerah salah satunya dicapai melalui penyusunan laporan-laporan. Untuk menyusun laporan diperlukan data yang valid. Data tersebut dikeluarkan oleh BPS. Oleh karenanya, peran BPS dan kerjasama dengan pemda sangat diperlukan.
Walikota Kediri mengatakan Pemerintah Kota Kediri bekerjasama dengan BPS Kota Kediri untuk mengkaji lebih dalam data-data yang ada di Kota Kediri. Seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, IPM, kemiskinan, dan sebagainya. Sehingga dapat diambil kebijakan dari data-data yang ada. “Misalnya seperti kemiskinan, kita akan intervensinya dimana. Kemudian seperti inflasi kita akan intervensi barang-barang. Sehingga inflasi kita paling rendah di Jawa Timur. Jadi data-data dari BPS benar-benar kita gunakan untuk membuat kebijakan,” ujarnya saat ditemui usai menerima penghargaan.
Pria yang lekat dengan sapaan Mas Abu ini mengungkapkan bahwa disetiap daerah pasti memiliki data-data yang berbeda serta karakteristik daerah yang berbeda-beda. Data tersebut pasti akan sangat penting saat pengambilan kebijakan. “Itulah yang dilakukan oleh Pemkot Kediri sehingga kemiskinan di Kota Kediri berada dibawah nasional dan IPM di Kota Kediri jauh diatas nasional. Nah ini karena kita intervensi dalam bentuk kebijakan,” ungkapnya.
Mas Abu menjelaskan dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut maka angka harapan hidup di Kota Kediri akan semakin tinggi, angka kematian ibu dan bayi rendah dan rata-rata lama sekolah tinggi. “Nah itu semua yang akan kita kejar kedepannya. Banyak juga orang berbicara bahwa investasi terbaik adalah dibidang sumber daya manusia. Nantinya di Kota Kediri sumber daya manusianya juga akan semakin baik,” pungkasnya.
Kepala BPS Kota Kediri Ellyn T.Brahmana mengungkapkan Dalam melakukan perencanaan Pemkot Kediri menggunakan data yang disajikan oleh BPS. Begitu pula dalam melakukan evaluasi kegiatan juga menggunakan data yang telah disajikan BPS, karena data BPS diakui oleh pemerintah dan metodologi yang digunakan yang berstandar internasional dan diakui PBB. Buktinya Kota Kediri juga dinobatkan sebagai TPID terbaik, BPS telah melaksanakan fungsinya sebagai sumber data dengan menjaga independensi yang ada. BPS juga melihat kegiatan secara objektif dan profesional.
Statistical Capacity Building Kabupaten/Kota se-Jawa Timur ini diselenggarakan selama tiga hari mulai tanggal 6 November. Kegiatan in bertujuan untuk memperkenalkan lebih dalam indikator-indikator pembangunan. Yakni, inflasi, pertumbuhan ekonomi, IPM, kemiskinan dan ketimpangan. Melalui pegenalan ini Pemda diharapkan memperoleh gambaran bagaimana indikator-indikator tersebut dibentuk dan dapat mengambil kebijakan yang tepat.
Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Kepala BPS RI Suhariyanto, Kepala BPS Provinsi Jawa Timur Teguh Pramono, bupati/walikota se-Jawa Timur, Kepala BPS Kota Kediri Ellyn T. Brahmana, dan Plt.Kepala Barenlitbang Kota Kediri Edi Darmasto.