Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar turut menjadi panelis dalam Hotman Paris Showan Pesantren, Senin (15/7) bertempat di Aula Muktamar Lirboyo Kota Kediri. Pada kesempatan ini mengambil tema Hoax, Viral and Busy. Para panelis diminta untuk menyampaikan pendapatnya mengenai apa sebenarnya Hoax, Viral and Busy tersebut dan bagaimana hubungannya. Penyampaian pendapat sesuai tema tersebut diawali oleh pengacara Kondang Indonesia Hotman Paris Hutapea.
Dalam menyampaikan pendapat, Hotman mengatakan bahwa betapa pentingnya pengaruh opini publik bagi para penegak hukum, karena semua penegak hukum termasuk polisi juga mendengar berita yang tersebar. Hoax itu adalah menyebarkan berita bohong yang dapat menimbulkan pertentangan. Seperti contohnya kasus Ratna Sarumpaet yang menyebarkan berita Hoax telah dikeroyok oleh orang tidak dikenal di Bandara Bandung lalu dimasukkan ke dalam mobil pada September 2018 lalu. Pengakuan yang diutarakan Ratna dikhawatirkan bisa menimbulkan konflik antar partai politik maka dari itu Ratna dijatuhi hukuman pidana. Dengan perkembangan media sosial yang pesat saat ini, bukan hanya Hoax menjadi ancaman pidana namun ada hal pokok lain yang bisa menjadi ancaman pidana yaitu menyebarkan konten asusila seperti kasus yang sedang beredar saat ini dikenai 6 tahun pidana dan pencemaran nama baik dengan menyebarluaskan melalui media elektronik.
Sementara itu Walikota Kediri juga menyampaikan pendapatnya bahwa di era teknologi informasi seperti saat ini, Hoax memang tidak bisa dihindari. Namun, penyebaran Hoax tidak berdampak pada harmonisnya kehidupan di Kota Kediri. Hal ini bisa dilihat, sejak masa kampanye, hari pemilihan, pasca Pilpres dan Pileg hingga pasca penetapan pemenang. Masyakarat di Kota Kediri cenderung tenang dan aman. Tidak seperti di kota-kota lain yang banyak terjadi gejolak karena Hoax - Hoax politik.
Lebih lanjut orang nomor satu di Kota Kediri ini menjelaskan bahwa pondok pesantren banyak berdiri disini, dengan adanya pondok pesantren ini dapat meningkatkan Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia yang nilainya lebih tinggi dari tingkat Provinsi Jawa Timur. Hal ini berarti orang-orang yang belajar di pondok pesantren senang membaca dan pengetahuannya luas sehingga orang-orangnya tidak mudah menyebarkan hoax atau berita yang belum tentu kebenarannya.
Untuk mengurangi penyebaran berita tidak benar, Mas Abu memberikan tips kepada semua peserta yang hadir, bahwa jangan mudah sharing berita tanpa tahu kebenarannya, kalau beritanya tidak benar akan menimbulkan fitnah. “Berita yang didapat dari sumber manapun sebelum disebarkan harus di baca telebih dahulu dan untuk memastikan validitas dari berita tersebut bisa di cek melalui website Prosa.ai, karena website tersebut sudah terintegrasi dengan Kementrian Kominfo,” ujar Mas Abu.
Selain Hotman Paris dan Walikota Kediri, panelis dalam acara ini yaitu Bara Tampubolon dan Maruli Tampubolon yang merupakan lawyer dan Artis Indonesia, KH. An’im Falahuddin Mahrus DPR RI Komisi 8 serta bertindak sebagai pembawa acara KH. Reza Ahmad Zahid dari Pondok Pesantren Lirboyo.
Turut hadir juga dalam acara ini Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi, Dandim 0809 Letkol Inf Dwi Agung, Rektor Institut Agama Islama Tribakti Kediri KH. Abdullah Kafabihi Mahrus, dan Presiden Direktur PT Karniel Pasific Indonesia Sugiarto. (ast/sk)