Ferry silviana Abu Bakar, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Kediri menghadiri acara Talkshow yang bertema “Aku mengerti Thalassemia” yang bertempat di Hutan Joyoboyo, Kamis (15/8). Acara tersebut digagas oleh Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassaemia Indonesia (POPTI) bekerjasama dengan TP PKK Kota Kediri dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) POPTI ke-6. Dalam acara tersebut menghadirkan Dr. Renita Ita Damayanti, Sp.A dari RSUD Gambiran sebagai narasumber.
Bunda Fey sapaan akrab Ketua TP PKK Kota Kediri menyampaikan terimakasih dan mengungkapkan bahwa TP PKK Kota Kediri senantiasa membuka diri dengan POPTI untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang penyakit talasemia. “Acara ini sangat luar biasa Ibu-ibu. Tadi kita semua sudah sedikit mendengarkan tentang talasemia. Ternyata banyak dari kita yang belum mengerti apa itu talasemia berikut dengan segala resiko dan konsekuensinya. Itulah kenapa hari ini POPTI Bekerjasama dengan TP PKK Kota Kediri mengadakan acara ini agar kita semua bertambah wawasannya, bertambah ilmunya menjadi mengerti tentang apa itu talasemia. Ini bukan acara pertama yang saya datangi. Beberapa waktu lalu, saya juga mendatangi acara ulang tahun POPTI. Dan ke depan, saya dan Tim PKK Kota Kediri sangat membuka diri. POPTI bisa bergabung di acara kami memberikan edukasi kepada kader-kader PKK yang sangat banyak jumlahnya agar pengetahuan kita tentang thalasemia betul-betul bisa sampai ke masyarakat,” ujarnya.
Bunda Fey menekankan pentingnya kader-kader PKK untuk mengedukasi masyarakat tentang penyakit talasemia. “Acara talkshow tentang talasemia ini ternyata sangat penting. Kalau disini ada Bu Camat, Bu Lurah dan juga untuk semua kader-kader PKK perwakilan dari 46 kelurahan, mohon dihimbau kepada warganya terutama untuk putra-putrinya yang belum menikah untuk melakukan screening talasemia. Nanti apa itu dan bagaimana akan dijelaskan oleh beliau-beliau yang memang berkompeten,” pungkas Bunda Fey.
Di kesempatan yang sama, Dr. Renita Ita Damayanti, Sp.A dari RSUD Gambiran menjabarkan tentang apa itu talasemia, bagaimana gejala dan penanganan terhadap penyakit talasemia. “Talasemia adalah penyakit kelainan darah, penyakit keturunan dan diturunkan namun bukan penyakit menular. Gejala talasemia itu pucat, kadang tampak kuning, lemah, letih, lesu dan gampang pusing. Untuk penyakit talasemia sendiri dibagi menjadi tiga yaitu talasemia mayor, talasemia intermedia dan talasemia minor. Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan talasemia. Pengobatan dan penanganan yang bisa dilakukan yaitu dengan transfusi darah, pemberian obat kelasi besi, transplantasi sumsum tulang dan yang paling penitng pendampingan psikologis dan mental kepada para penderita,” paparnya.
Dalam talkshow tersebut juga menghadirkan Dwi Candra Prasetyo salah satu anak penderita talasemia yang saat ini menempuh pendidikan di sekolah swasta kejuruan di Kota Kediri. Ia berbagi kisah dan perjalanan hidupnya sebagai penderita talasemia. “Saya diketahui mengidap talasemia sejak umur tiga tahun. Sering di bully dari SD sampai sekarang, namun saya merasa istimewa karena orang-orang tidak bisa merasakan seperti kita,” ungkapnya.
Di akhir acara anak-anak penderita talasemia mempersembahkan lagu yang membuat beberapa undangan ikut larut bahkan sampai terharu. Dalam rangkaian HUT POPTI ke-6 tahun ini, selain menyelenggarakan talkshow tentang talasemia, juga diselenggarakan kegiatan screening dan donor darah mulai pukul 14.00-17.00 di Kediri Mall lantai 2.
Kegiatan ini menghadirkan ratusan tamu undangan yang terdiri dari Ketua DPRD Kota Kediri Kholifi Yunon, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Dr. Fauzan, Perwakilan dari Brigif 16 Wirayudha dan perwakilan PKK dari 46 Kelurahan se-Kota Kediri. (ncy/sk)