Corpoorate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab sosial perusahaan yang diberikan untuk masyarakat dan daerah tempat perusahaan berdiri. Mushola Al Hidayyatu Kahrobbaun yang berada di Kelurahan Singonegaran menjadi wujud tanggung jawab sosial PT PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur Dan Bali I kepada Kota Kediri. Peresmian Mushola Al Hidayyatu Kahrobbaun Kelurahan Singonegaran tersebut diresmikan oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar dengan ditandai penandatanganan prasasti, pada hari Kamis (30/1).
Pemerintah Kota Kediri sudah menjalin kerjasama yang lama dengan PT PLN Area Kota Kediri selama 75 tahun dan juga telah melayani masyarakat Kota Kediri. Kehadiran PLN juga turut membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri. Dimana PLN telah menjamin ketersediaan listrik yang cukup di Kota Kediri.
Dalam sambutannya, Walikota Kediri mengucapkan terimakasih atas CSR yang telah diberikan kepada Kelurahan Singonegaran berupa Mushola Al-Hidayyatu Kahrobaun, mudah-mudahan bermakna dan bermanfaat dan dapat digunakan secara maksimal untuk seluruh masyarakat.
Orang nomor satu di Kota Kediri ini mengatakan bahwa menurut data PLN, rasio elektrifikasi di Kota Kediri ini sudah 100%. Hal ini sangat bagus dan mendukung pertumbuhan perekonomian di Kota Kediri. Namun Mas Abu berpesan agar PLN jangan sering melakukan pemadaman listrik di Kota Kediri karena kota ini merupakan kota yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan sehingga bila terjadi pemadaman listrik dapat mengakibatkan berhentinya aktivitas para UMKM, sehingga perlu di_ supply_ listrik dengan baik.
Lebih lanjut Mas Abu berharap agar PLN Kediri dan Pemkot Kediri terus menjalin hubungan yang harmonis, ketika ada komplain dari masyarakat terkait listrik agar bisa langsung sehingga dapat teratasi dengan baik. Di Kediri itu ada aplikasi Suara Warga (SURGA), itu semua warga akan komplain disana apapun yang terjadi, tidak terkecuali dengan lampu jalan, listrik dan juga kabel listrik yang bergelantungan yang membahayakan juga akan dilaporkan. Sebagai contohnya dulu ada masyarakat yang komplain tentang trafo PLN yang terlalu rendah di Taman Sekartaji, adanya complain tersebut memunculkan kekhawatiran bila ada orang yang kesetrum dan yang salah pasti pemerintah daerah.
“Saya mengingatkan kepada PLN Kediri agar tidak ada tiang yang _nyetrum karena kepadatan penduduk di Kota Kediri sangat padat beda dengan daerah-daerah sekitar Kota Kediri. _Dulu pernah ada kejadian di Gang Setono gara-gara anak hujan-hujan tidak tahu kenapa mungkin anak tersebut pegang tiang listrik langsung seketika meninggal, hal itu jangan sampai terjadi kembali,”ujar Walikota Kediri.
Terakhir Mas Abu berharap kontribusi PLN kepada Kota Kediri lebih banyak lagi. “Alhamdulillah kita sekarang sudah punya hubungan yang sangat baik dengan PLN sehingga ke depan kita harap PLN akan memberikan CSR yang jauh lebih bagus. Serta lampu-lampu penerangan jalan yang memiliki daya besar agar diganti dengan lampu LED yang hemat energi sehingga listriknya bisa didistribusikan untuk para usaha-usaha yang membutuhkan,” ujar Mas Abu.
Sementara itu, Djarot Hutabri EBS General Manajer PT PLN mengatakan PLN melihat Kediri pertumbuhan listriknya di atas rata rata Jawa Timur yaitu di atas 5% secara area kerja PLN Jawa Timur. Ada lebih dari 1,2 juta pelanggan di area Kediri yang meliputi Kediri, Blitar dan Tulungagung. PLN juga akan terus support terutama di Kota Kediri karena pertumbuhan listrik dan jumlah pelanggan yang secara persentase paling besar. “Mudah-mudahan ke depan byar petnya (mati lampu) bisa kami tekan. Kami lebih andal, dan disini juga ada GI tegangan ekstra tinggi di Kediri, jadi kami salurkan ke kota lain dalam hal ini Tulungagung dan Wlingi yang masih merupakan area Kediri. Kami akan terus support terus Pemda terkait dengan pemenuhan kebutuhan listrik di Kota Kediri,” ujar Djarot.
Turut hadir dalam acara ini Asisten Perekomian dan Pembangunan Enny Endarjati, Kepala BPPKAD Kota Kediri Bagus Alit, Kabag Kesra Ardi Handoko, Camat Pesantren Eko Lukmono, Kapolsek Pesantren Kompol Paidi Sadiarto, Lurah Singonegaran Nurul Hadi, jajaran Unit Induk Pembangunan (UIP) JBTB I dan Forum CSR Kediri. (ast/sk)