Empat petenis meja berprestasi asal Kota Kediri ditunjuk mewakili BNN Provinsi Jawa Timur untuk mengikuti turnamen nasional tenis meja BNN bertajuk Smash On Drug, di Bogor awal Juni mendatang. Mereka adalah Affan Mauluda Pratama (16 tahun), Novi Nur Hermawan (24 tahun), Puteri Ardiani Martha R. (19 tahun) dan Syekha Nur Sabaha (18 tahun).
Ditemui usai menerima kunjungan para atlet beserta pelatih di ruang kerjanya, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menyampaikan para atlet yang akan bertanding di turnamen BNN nasional rata-rata pernah meraih medali emas. Dalam gelaran turnamen tersebut, Wali Kota Kediri berharap para atlet memperoleh hasil terbaik dan mengharumkan Kota Kediri.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga meminta dukungan dan doa dari semua masyarakat Kota Kediri. "Saya mohon doa restu dan dukungan dari seluruh masyarakat Kota Kediri karena para atlet ini akan tampil dan bertanding di Smash On Drug BNN tingkat nasional dan mereka mewakili BNN Provinsi Jawa Timur. Ke depan saya berharap mereka juga bisa dikenal di Kota Kediri dan nantinya bisa melatih di kampung-kampung," harapnya.
Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Kediri juga adu tanding tenis meja bersama para atlet. Pertandingan berlangsung seru dan penuh semangat.
Sementara itu, Syekha Nur Sabaha salah satu atlet yang akan berlaga di turnamen BNN nasional menceritakan dirinya sudah mulai berlatih tenis meja sejak duduk di bangku sekolah dasar. Syekha juga pernah meraih medali emas dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil) yang diselenggarakan di Lombok.
Ditambahkan Syekha, keinginannya untuk membanggakan orang tua dan kecintaanya terhadap olahraga tenis mejalah yang mengantarkannya menjadi atlet tenis meja. Dalam turnamen BNN nasional nanti, Syekah berharap bisa menjadi juara. "Semoga mendapatkan juara buat banggain Kota Kediri dan Jawa Timur," pungkasnya.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Kepala BNN Provinsi Jawa Timur Brigjend Pol. Drs. Mohamad Aris Purnomo, Kepala BNN Kota Kediri AKBP Bunawar dan Ketua Koni Kota Kediri Maria Karangora.