Saat ini banyak permasalahan kesehatan yang harus dihadapi. Selain pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, Penyakit Tidak Menular (PTM) juga mengalami peningkatan. Bahkan kini PTM tidak hanya menyerang lansia namun juga remaja.
Kini masyarakat yang berusia 15 tahun ke atas dapat melakukan deteksi dini dan konsultasi faktor resiko PTM dengan datang ke Pos Binaan Terpadu (Posbindu) PTM yang ada di setiap kelurahan. Ini setelah Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar memulai kembali Gerakan Serentak Sadar Posbindu PTM, Kamis (3/6) di Kelurahan Betet. Posbindu PTM ini dilaksanakan di 46 Kelurahan.
Ketua TP PKK Kota Kediri mengatakan Posbindu PTM ini sasarannya masyarakat usia 15 tahun ke atas. Saat ini tren data sudah bergeser, dimana PTM banyak menyerang remaja dan usia produktif. Tentu langkah pencegahan dan deteksi dini faktor resiko harus terus diperkuat. “Disini PKK terlibat dalam Posbindu karena di Posbindu juga yang bertugas kader-kader PKK. Ini diaktifkan kembali setelah satu tahun Posbindu tidak aktif karena pandemi Covid-19. Posbindu ini sangat bagus dan sangat menarik, karena fokusnya pada pencegahan penyakit tidak menular,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ferry Silviana Abu Bakar menambahkan pada Posbindu ini akan dilakukan deteksi dini. Mulai dari screening awal, cek kesehatan umum, dan konsultasi kepada dokter. Nantinya jika dalam pemeriksaan dibutuhkan penanganan lebih lanjut maka bisa dilanjutkan ke Puskesmas. “Ada screening awal, cek kesehatan umum. Seperti gula darah, kolestrol, dan lingkar perut. Konsultasi bisa langsung dilakukan karena ada dokternya,” imbuhnya.
Ferry Silviana Abu Bakar pun mengajak seluruh masyarakat yang berusia 15 tahun ke atas untuk datang ke Posbindu yang ada di setiap kelurahan. Karena saat ini banyak penyakit tidak menular yang disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Tentu dengan datang ke Posbindu dapat menjadi suatu bentuk pencegahan terhadap penyakit tidak menular. “Siapapun masyarakat 15 tahun ke atas bisa langsung datang ke Posbindu. Karena mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Saya harap Posbindu benar-benar bisa menjadi tempat deteksi dini yang efektif. Tidak perlu jauh ke faskes-faskes tapi bisa tertangani di Posbindu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Fauzan Adima mengungkapkan Posbindu ini biasa dilakukan selama satu bulan sekali. Diharapkan seluruh warga mulai dari remaja ataupun usia produktif bisa datang ke Posbindu karena di setiap Kelurahan sudah disediakan. Apalagi PTM tidak hanya terjadi pada lansia tapi juga pada remaja. “Pergeseran ini dikarenakan gaya hidup yang kurang sehat. Data riset kesehatan dasar Kemenkes tahun 2018 menyebutkan hampir sekitar 60 persen penduduk Indonesia tidak mau bergerak atau kurang aktivitas. Kalau kurang aktivitas dan makan banyak otomatis ini akan banyak penyakit yang menumpuk. Maka bisa datang ke Posbindu untuk melakukan deteksi dini,” ungkapnya