Aksi Pemuda Kota Kediri Peringati Hari Down Syndrom Sedunia

berita | 16/03/2018

Menebarkan kasih sayang tidak selalu dalam wujud barang namun lewat perhatian dan permainan, kasih sayang pun mampu tersampaikan.  Situasi ini tampak dalam permainan anak-anak berkebutuhan khusus Sekolah Luar Biasa (SLB) Putera Asih yang digelar oleh Dinas Kominfo Kota Kediri melalui Harmoni Pemuda Kediri Jumat, (16/3). Ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Down Syndrome Dunia pada tanggal 21 Maret.

Lewat kegiatan tersebut, permainan yang dikemas sederhana mampu menghibur puluhan  anak-anak SLB Putera Asih. Dengan memanfaatkan cat air dan tangan sebagai kuasnya, anak-anak ini membuat cap tangan mereka di gambar pohon, seperti dahan.


Selain menggambar anak-anak juga tampak riang membuat kerajinan kertas lipat. Tak hanya di lapangan, di dalam kelas,  nampak anak-anak sedang berkonsentrasi membubuhkan crayon di gambar yang disediakan panitia.


Salah satu peserta outbond, Firda tampak bahagia bermain dengan rekan-rekan sekelasnya. Dengan wajah polos dan senyum lepas Firda tampak menikmati permainan. Keterbatasan mental bukanlah halangan bagi anak-anak seusia Firda untuk bermain. “Firda merupakan salah seorang anak berkebutuhan khusus yakni Tuna Grahita. Tapi sejak kecil anaknya ceria dan suka bermain,” jelas salah satu guru.


Ekspresi kebahagiaan juga terlihat dari wajah Naufal, walaupun memiliki keterbatasan, semangatnya untuk bisa bermain bersama teman-temannya cukup tinggi. Tampak saat belajar mewarnai, dia tak malu untuk berkomunikasi dengan panitia, dan mengajak untuk mewarnai bersama.


Sekertaris Dinas Kominfo Agung Pribadi mengatakan, kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Down Syndrome Sedunia tanggal 21 Maret mendatang. “ Dalam kegiatan ini, kami mengajak anak-anak dari SLB Putera Asih untuk bermain di alam terbuka. Kami ingin mereka bisa senang dan semakin bersemangat,” jelasnya.


Dalam kegiatan ini, menurut Agung anak-anak tidak hanya sekedar diajak bermain. Namun mereka dikenalkan dengan permainan-permainan yang membutuhkan kerjasama, kekompakan, dan kreatifitas serta imajinasi. “Lewat permainan ini kami ingin memompa semangat anak-anak, agar mereka tidak lagi minder dan penuh dengan percaya diri,” katanya.


Melalui kegiatan Agung berharap agar para orangtua, guru, teman, dan seluruh masyarakat mampu menyadari bahwa Down Syndrome atau mereka yang terlahir dengan kebutuhan khusus bukanlah pembatas harapan.