KEDIRI (Lenteratoday) – Penguatan komitmen perangkat daerah percepatan penurunan stunting, Pemkot Kediri menggelar Rembug Stunting Kota Kediri 2022 pada, Selasa (22/3/22). Di acara tersebut, juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama antara Pemkot Kediri beserta pemangku kepentingan dalam upaya percepatan penurunan stunting terintegrasi.
Kegiatan ini sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Pada acara Rembug Stunting Kota Kediri 2022 kali ini, menghadirkan narasumber dari tim ahli Local Governance Capacity Building For Acceleration Of Stuntingreduction (LGCB–ASR) Regional 3 Bangda Kementerian Dalam Negeri sebagai pemateri.
Sekretaris Daerah Kota Kediri, Bagus Alit, yang hadir pada acara tersebut dalam sambutannya mengatakan dari 2019-2021, prevalensi stunting di Kota Kediri terus mengalami kenaikkan. Sehingga stunting yang identik dengan permasalahan kesehatan masyarakat kelas menengah bawah, kini juga dapat dialami kelas menengah atas.
“Berdasarkan data studi status gizi Indonesia, pada 2019 stunting di Kota Kediri sebesar 10,2 persen, selanjutnya 2020 sebesar 12,7 persen dan di 2021 sebesar 15,7 persen. Penyebab stunting pun tidak hanya terbatas pada kemiskinan dan akses pangan saja, namun saat ini juga bisa dipengaruhi multidimensional seperti pola asuh, pemberian makan pada balita, dan kondisi sanitasi di rumah,” ungkap Bagus Alit, Senin (22/3/22).
Lebih lanjut, Bagus Alit menambahkan, dampak stunting yang dapat terjadi adalah terpengaruhnya tumbuh kembang dan kognitif anak, kesulitan belajar, hingga rentan terkena penyakit tidak menular seperti jantung, obesitas, dan hipertensi. Tentu hal ini akan menghalangi aktivitas dan kemampuan anak untuk eksplorasi dan menjadi pribadi unggul.
“Dengan adanya tantangan tersebut, Pemkot Kediri berkomitmen mengajak seluruh pihak bersama-sama mendampingi dan mengawal perwujudan nyata percepatan penurunan stunting di Kota Kediri,” ucap Bagus Alit.
“Kita menitikberatkan pada pendampingan pola asuh orangtua yang menjadi penentu tumbuh kembang 1.000 hari pertama kehidupan buah hati. Kehadiran posyandu balita pun juga telah aktif kembali untuk mendampingi ibu-ibu memantau pemenuhan gizi anak pada usia tertentu,” imbuhnya.
Pada akhir sambutannya, Bagus Alit berpesan kepada seluruh perangkat daerah dan stakeholder terkait untuk mengesampingkan ego sektoral dan bersatu menuju Kota Kediri bebas stunting. Karena komitmen tersebut untuk menyelamatkan generasi emas Kota Kediri menyongsong tahun 2045.
“Mari kita bersama berkomitmen menuju bersatu menuju Kota Kediri bebas stunting. Saya juga berpesan pada para orangtua, ayo dampingi tumbuh kembang anak dan berikan yang terbaik untuk mereka. Karena kami yakin, akan semakin banyak generasi muda di Kota Kediri yang terus menoreh prestasi termasuk adik-adik yang telah hadir hari ini,” pungkasnya.
Dalam acara yang dilaksanakan di gedung pertemuan Kelurahan Bangsal ini menghadirkan Kepala OPD di lingkungan Pemkot Kediri, camat, 10 kelurahan sasaran prioritas stunting se-Kota Kediri, dan stakeholder untuk melakukan penandatanganan komitmen bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting terintegrasi Kota Kediri tahun 2022. Selain itu, dilakukan juga penyerahan bingkisan sekaligus bantuan berupa sembako kepada 10 anak stunting di Kota Kediri.