SMPN 1 Juara Bridge tingkat Nasional

prestasi |

Tetap Tenang meski Rival Gencarkan Psywar Tim bridge SMP Kota Kediri mengukir prestasi gemilang di Kejuaraan Nasional Bridge Mahasiswa dan Pelajar di Asrama Haji Jakarta, 16-20 Mei.

Satu medali emas, perak, dan perunggu diborong. Padahal sebelum lomba, mereka diolok-olok lawan.

M. Fismayana Nugroho dan Jaddung Maulana, keduanya siswa kelas IX SMPN1 Kediri terlihat bahagia. Siang itu (22/5) mereka berada di ruang kepala SMPN 1 Kediri saat ditemui wartawan koran ini. Senyumnya terus mengembang menghiasi bibir.

Sesekali dua remaja ini memandang medali emas yang melingkar di lehernya. Mereka juga menatap piala di atas meja. "Kami jadi juara di tingkat nasional sekarang," ujar Fismayana.

Juara bridge bagi pasangan Fismayana dan Jaddung memang bukan hal baru. Duo remaja ini langganan juara untuk lomba atau turnamen bridge di Kota Kediri, Jatim maupun nasional. Namun, ikut Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bridge Mahasiswa dan Pelajar dianggap yang paling istimewa.

Apalagi bisa sukses rnembawa pulang me­dali emas. Meski begitu, keberhasilan itu tidak dilalui dengan mudah. Kendati sudah diunggulkan, Fismayana dan Jaddung harus berusaha keras menghadapi tekanan lawan. Yang menarik, lawan yang dihadapi tidak hanya teknis di meja bridge tetapi mental.

Mental karena sebelum bermain, lawan melemparkan psywar. Ini karena dalam beberapa kali pertemuan, Fismayana dan Jaddung selalu menang. Makanya rival mereka merusak konsentrasi tim Kota Tahu tersebut. Sehingga, saat bermain menjadi emosional dan tidak terkontrol. "Kami diolok-olok dan disebut siswa SMA. Padahal, kami masih SMP," ungkap Jad­dung.

Meski sempat jengkel dengan psrywar itu, penampilan Fismayana dan Jaddung tidak terlalu terpengaruh. Berusaha tenang, mereka tak menggubris olok-olokan yang dilontarkan sebelum tampil. Rivalnya dibikin takluk.

Sebanyak 24 pasangan terbaik bridge tingkat SMP sederajat dari penjuru lndonesia dipaksa mengakui keunggulan dua remaja ini. "Senang sekali menjadi juara di tingkat SMP,” urai Jaddung.

Sukses dalam kompetisi tingkat nasional kelpmpok SMP ini adalah event terakhir bagi Fismayana dan Jaddung. Pasalnya, kini mereka sudah lulus dari SMPN1 Kediri. Dua atlet bridge terbaik di Kota Kediri itu berencana melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Kediri setelah lolos dalam seleksi melalui jalur prestasi.

Fismayana berada dikelas akselerasi. Sedangkan, Jaddung masuk kelas rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Ke depan, Fismayana dan Jaddung bertekad menjadi yang terbaik dikelompok SMA.

Mereka ingin tampil di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) dan Pekan Olahraga Nasional (PON) serta SEA Games. "Kami ingin mengharumkan lndonesia melalui bridge internasional," urai Jaddung disambut anggukan Fismayana

Sayang, sukses ini tidak menular ke tim beregu Fismayana dan Jaddung yang didampingi Dicky Alfa Reza, siswa kelas VIII SMPN 1 Kediri, dan Dimas Yoga, siswa SMPN 4 Kediri, gagal meraih emas. Mereka harus puas memboyong medali perak.

Medali emas berhasil disabet tim Sidoarjo. "Kami kurang kompak saat beregu. Jadi hanya dapat perak," kata Fismayana. Selain satu emas dan perak, tim Kota Kediri masih menambah satu medali perunggu. Pasangan Supriyo Utomo dan Hafiz Yusuf Heraldi berhasil menyodok di peringkat ketiga. Sehingga kontingen Kota Kediri kategori SMP/sederajat mendapat satu medali emas, perak, dan perunggu.

Sukses tim siswa SMP Kota Kediri dalam kejurnas bridge itu mendorong semangat Kepala SMPN 1 Kediri Noto mengembangkan bridge di sekolahnya. Anak didiknya dimotivasi agar menekuni bidang keahlian sesuai kemampuannya masing-masing, termasuk bridge. "Kami akan terus mendukung anak berprestasi dibidang akadermik dan non akademik," tuturnya.

Makanya dalam penerimaan siswa baru (PSB) tahun ini, SMPN 1 akan menjaring bakat dan minat siswa di bidang akademik maupun no­n akademik. Selanjutnya, mereka diberi bimbingan diekstrakulikuler sesuai bakat dan minatnya. Sehingga, kemampuan terasah dan bisa berprestasi. "Kami punya banyak ekskul dibidang akademik dan non akademik," jelas Noto.

Harapannya prestasi yang diukir Fismayana, dkk bisa dilanjutkan adik kelasnya "Minimal prestasi yang diraih sama Syukur jika mampu melebihi," pungkasnya.

Radar Kediri