Math and numbers are fun. Demikian menurut M. Syahrul Munir, ketika ditanya apa yang menarik dari matematika. Karena itu, pelajar yang duduk di kelas akselerasi atau Acceleration Class Program (AGP) tahun kedua di MTsN 2 Kediri tersebut, tak pernah merasa bosan berkutat dengan angka.
Kesukaannya pada angka dan matematika itu pula yang mengantarnya meraih medali emas di tingkat kota dan provinsi pada Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang studi matematika yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama tahun ini. Lalu, puncaknya, pada KSM tingkat national yang diselenggarakan 25-29 Juni lalu di Bandung, Syahrul membawa pulang medali perunggu. “Sudah bersyukur sekali bisa dapat medali. Karena peserta lainnya pintar-pintar," tutur bocah berkacamata ini.
Dia mengakui, peserta lain yang menjadi juara lebih tenang dan santai saat mengerjakan soal. Mereka datang dari 34 provinsi di Indonesia. Total ada 10 soal uraian yang harus dikerjakan. Lima soal pada hari pertama, lima soal lainnya hari kedua. Dan, Syahrul mengakui, soal uraian adalah kelemahannya. "Kadang aku nggak hafal rumusnya," akunya sambil tersenyum.
Dalam soal uraian, peserta memang diharuskan menuliskan rumus dan langkah-langkah pengerjaan untuk mendapatkan jawaban yang dimaksud. Inilah masalahnya. Meski siswa kelahiran 20 Desember, 14 tahun silam itu mengetahui jawabannya, tak mudah baginya untuk menguraikan. "Aku sebenarnya sudah tahu jawabannya hanya dengan lihat soalnya. Angka-angkanya mudah ditebak," tuturnya. Tapi, karena tidak bisa menguraikan, ada beberapa soal yang akhirnya tidak sempat dikerjakan.
Kemampuan pengayaan soal matematika Syahrul memang bagus. Ini tak lain karena dia sudah diperkenalkan matematika sejak kecil oleh ayah ibunya. Kedua orang tuanya, Zamron Agus Salim dan Titin Rustini, adalah guru matematika. Titin mengajar di SMKN 2 Kediri sedangkan Zamron baru saja pensiun. "Ayah-ibu adalah mentor saya," ucap bocah asal Perum Doko Sragi yang kini tinggal di asrama MTsN 2 Kediri ini.
Mengadapi KSM lain, Syahrul banyak dibimbing dua guru matematikanya, yaitu Siti Nurhayati dan Mambaul Ulum. Diakui Siti, kemampuan matematika Syahrul di atas teman-temannya. "Apalagi dia suka belajar, jadi semakin terasah kemampuannya," aku Siti.
Kediri, Radar