Halaman Sekretariat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Kediri kemarin sore terlihat ramai. Sekitar sepuluh bocah berusia SD hingga SMA beraktivitas di bawah wall dimbing yang dipasang di depan sekretariat tersebut. Beberapa pria dewasa membimbing mereka.
Sepasang matras tebal dan empuk dipasang di bawah dua wall yang menghadap ke barat. Di antara para climber yang sedang berlatih itu, ada satu bocah yang terlihat mencolok. Posturnya berbeda dari yang lain. Jauh lebih kecil dan ramping. Wajahnya juga paling belia. Kulitnya putih dengan mata agak sipit. Rambutnya yang pendek di atas bahu membuatnya terlihat 'sporty'. Apalagi dengan sejumlah peralatan panjat tebing bergelayut di tubuhnya.
Seperti kebanyakan bocah cilik, gadis yang akrab disapa Jenifer itu bergerak lincah dan energik. Semua porsi latihan yang diberikan pelatih dilahapnya habis. Dengan tali melingkar di bahu, tangannya dengan cekatan meraih pegangan yang menempel di dinding. Lalu, kakinya memanjat secara bergantian. "Saya suka sekali olahraga ini. Pokoknya, kalau tidak ada les, saya latihan di sini," celetuk gadis cilik bernama lengkap Jenifer Angelica Rosique itu.
Siswi kelas empat SD Santo Yosef 1 ini sudah dua tahun menggeluti olahraga macho tersebut. Semua berawal dari sang kakak, Yohanes Angle Rosique, yang lebih dulu menekuni. "Lihat kakak latihan, saya jadi ingin manjat," sambungnya. Mereka adalah bagian dari lima bersaudara dari pasangan pasangan Jimmy Grealque dan Dwi Herlinawati.
Merasakan asyiknya panjat tebing, Jenifer pun mulai berlatih serius. Bahkan, sejumlah kejuaraan dia ikuti. Yang terbaru adalah kejuaraan daerah alias sirkuit Jawa Timur yang digelar di area panjat tebing FPTI Kota Kediri, beberapa minggu lalu. Hasilnya, Jenifer mendapatkan medali perunggu untuk kategori spider kid putri. "Padahal, waktu itu tangan saya sedang sakit ka-rena habis terbentur pintu," akunya.
Yang hebat, itu bukanlah medali pertama yang diperoleh. Sebelumnya, dia juga mendapat medali yang sama pada kejuaraan di Blitar dan Kediri. "Semuanya juara tiga. Belum ada yang juara satu atau dua," kata warga Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri itu.
Hal itulah yang menjadi tantangannya. Jenifer ingin bisa meraih prestasi puncak. Makanya, dia semakin rajin berlatih. Tidak hanya di wall FPTI, tapi juga di rumahnya. "Katanya, bapak mau buatkan wall di rumah," ucapnya lugu. Tapi, sang ayah memberinya syarat. Yakni, nilai sekolahnya harus bagus. "Bapak nggak mau kalau nilai saya di sekolah jelek," lanjutnya.
Kediri, Radar