Sudah Jadi Juara Campursari sejak Usia 3,5 Tahun Melalui proses seleksi yang panjang, Leona Dwi Untari akhirnya berhasil masuk grand final The Voice Indonesia. Anak didik Armand Maulana ini menjadi satu-satunya finalis yang masih duduk di bangku sekolah.
Senyum masih terukir di wajah manis Leona. Meski, gurat-gurat kelelahan tetap tak bisa ditutupi. Maklum saja, jadwal padat harus dilaluinya hari itu (30/5). Bangun pukul 03.00, dia harus berangkat dari apartemen tempat tinggal sementaranya di jakarta menuju Bandara Soekarno Hatta. Tepat pukul 05.30, dia meninggalkan Jakarta menuju Surabaya. Istirahat sebentar, perjalanan dilanjutkan lagi ke Kediri.
Tiba di Kediri, bukan rumahnya yang berada di Dusun Kunir, Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu yang menjadi tujuan pertama. Leona dan lima kru dari Indosiar langsung menuju SMAN 2 Kediri, tempat Leona menuntut ilmu.
Selesai melepas kangen dengan teman-teman sekolahnya, Leona diarak ke Balai Kota untuk bertemu dengan Wali Kota Samsul Ashar dan Ny. Dahlia Ishaq. Lalu, perjalanan ditutup ke rumah guru vokal Leona semasa kecil, Suparwoto.
Setelah itu, sekitar pukul 16.00, barulah Leona diantar menemui orang tuanya, Catur Widho Padmono dan Erlinda Maria Sitompul di rumah. "Sebenarnya capek, tapi sudah tidak terasa lagi.Seneng rasanya," tutur Leona saat ditemui di rumahnya.
Leona mengaku kangen suasana rumahnya yang ramai. Anak bungsu dari dua bersaudara ini memang harus tinggal di apartemen selama mengikuti proses audisi The Voice Indonesia. "Ketemunya sama kamar, dapur, dan kamar mandi," bebernya seraya tertawa. Sementara di Kediri, banyak aktivitas yang dilakoninya. Di luar sekolah, dara 17 tahun ini juga memberikan les vokal dan les pelajaran untuk siswa SD dan SMP. Sehingga wajar jika saat siswi kelas XI SMAN 2 (Smada) Kediri ini pulang ke rumahnya Kamis (30/5) lalu, banyak "murid-muridnya" yang menunggu kedatangannya.
Sebenamya, urusan prestasi di bidang olah vokal bukan hal baru bagi Leona. Ini terlihat jelas dari banyak piala yang terpajang di rumahnya. Tahun lalu dia mendapatkan juara II lomba keroncong tingkat Jawa Timur. "Prestasi pertamanya diraih waktu masih umur 3,5 tahun," ungkap Erlinda, ibunya, seraya tersenyum.
Waktu itu, Leona mengikuti lomba campursari di tingkat desa. Meski baru pertama ikut dan menjadi peserta termuda, dia langsung menjadi juara pertama. "Setelah itu, hampir setiap ada perlombaan menyanyi selalu ikut dan ada piala atau hadiah yang dibawa pulang," lanjut Erlinda.
Salah satu hadiah yang didapat adalah gratis belajar di sebuah sekolah musik di Surabaya. Hadiah itu diraih setelah Leona berhasil menjuarai salah satu kompetisi menyanyi tingkat Jawa Timur tahun lalu. Tak dinyana, sekolah musik inilah yang kemudian membuka jalannya menuju The Voice Indonesia.
Memang, panitia The Voice Indonesia melakukan audisi tertutup dengan mengirim undangan ke sekolah-sekolah musik di Indonesia. "Kami saja tidak tahu kapan dia (Leona) mendaftar, tahu-tahu sudah lolos blind audition,” beber Erlinda yang lebih akrab disapa Linda, diamini suaminya.
Sejumlah proses audisi harus dilalui Leona sebelum masuk tahapan blind audition. Blind audition merupakan tahapan audisi saat peserta menyanyikan sebuah lagu tanpa dilihat oleh juri. Jika juri cocok dengan suara peserta, maka juri akan memutar kursinya yang berarti peserta masuk ke tim juri tersebut.
Sejak proses blinda audition itulah Linda selalu mendampingi. Sementara, Catur karena kesibukannya sebagai guru SMPN 1 Gampengrejo tidak bisa menemani. Hasilnya, dalam audisi tersebut, keempat juri yaitu Giring 'Nidji' Ganesha, Glenn Fredly, Sherina, dan Armand Maulana sama-sama memutar balik kursinya Itu tandanya mereka semua sepakat meloloskan Leona dan ingin menjadi mentomya. Namun, gadis berambut panjang ini akhimya lebih memilih dimentori oleh Armand Maulana.
Tak berhenti di situ, Leona masih harus mengalahkan satu per satu peserta lainnya yang berada di tim Armand. Dan, itu semua bisa dilaluinya. Hingga, di babak semifinal, Leona berhasil mengungguli Ferdinand, anggota tim yang tersisa, dengan selisih dua poin saja. Inilah yang membuatnya lolos ke babak grand final yang akan digelar besok (Minggu, 2/6).
Dibabak grand final, Leona harus bertarung dengan tiga finalis lainnya. Masing-masing merupakan pemenang di tim Giring, Sherina, dan Glenn. "Kami hanya berdoa dan berdoa. Itu yang utama," tutur Catur. Sebab, semua usaha untuk memberikan dukungan kepada sang putri sudah dilakukan. Mulai mengirim proposal ke wali kota dan bupati hingga menyebarkan brosur dukungan ke masyarakat.
Murid-murid Catur di SMPN1 Gampengrejo dengan inisiatif sendiri juga ikut ambil bagian dengan menyebar brosur ke sejumlah tempat. "Mereka sebenarnya murid Leona. Dia kan mengajar vokal di sekolah saya," lanjutnya.
Meski demikian, Catur dan Linda tidak menaruh beban berat di pundak Leona. Sebab, melihat putrinya bisa menyalurkan hobi menyanyi dan bermusiknya saja sudah menyenangkan. "Apapun hasilnya, pokoknya yang terbaik bagi Leona," tandasnya. Paling penting, sambung Linda, Leona tidak pemah berubah, tidak tinggi hati, dan mampu membawa nama Kediri serta Indonesia ke tingkat internasional.
Hal sama dituturkan Leona. Dia mengaku berada di grand final sudah menjadi berkah luar biasa baginya. "Tidak menyangka, semuanya bagus-bagus," ucapnya. Saat ini, untuk persiapan menuju grand final, Leona berlatih lebih giat dan beristirahat cukup."Paling penting adalah doa. Sekecil apapun dan dari siapapun, saya harapkan. Itu yang mujarab. Syukur-syukur ada dukungan voting," pungkasnya seraya tertawa.
Kediri, Radar