Wakili Jatim ke Lomba Kader Tiwisada Nasional
Hanya punya waktu tiga hari untuk persiapan, Kendria Bilbina Azzahra, siswi kelas enam SDN Burengan II, berhasil menjadi juara I lomba kader tiwisada tingkat latim, Agustus lalu. Dunia kedokteran memang sudah tidak asing baginya.
Sinar matahari terasa bersahabat menjelang siang itu (18/9). Panasnya tak terlalu menyengat kulit. Makanya, pada jam istirahat tersebut, para sisWa SDN Burengan II, Kecamatan Pesantren terlihat asyik bermain di halaman sekolahnya. Ada yang kejar-kejaran, ada yang bermain bola, ada juga yang duduk-duduk di teras kelas sembari mengobrol dengan teman lainnya. Suaranya riuh rendah.
Mengetahui kedatangan Jawa Pos Radar Kediri, Sutyadi, kepala sekolah, langsung mempersilakan masuk ke ruang usaha kes- ehatan sekolah (UKS) yang bersebelahan dengan ruang guru. "Silakan duduk, Mbak," kata pria berkemeja batik warna cokelat itu.
Tak lama kemudian, seorang siswi berambut sebahu ikut masuk sambil memperkenalkan diri. “Saya Kendria,” ujarnya malu- malu. Ya, gadis berparas manis itu adalah Kendria Bilbina Azzahra. Pervvakilaii Kota Kediri yang sukses meraih juara I dalam lomba kader tiwisada tingkat Jatim pada Agustus lalu. Dia berhasil mengalahkan puluhan peserta lainnya dari kabupaten/kota lain se-Jawa Timur.
“Nggak nyangka sama sekali karena peserta lain juga hebat-hebat,” aku gadis kelahiran 20 November 2002 ini. Bahkan, nyalinya sempat menciut kala melihat peserta dari Mojokerto. ’’Nggak pede. Tubuhnya tinggi besar,” sambung siswa kelas enam ini.
Untuk diketahui, lomba kader tiwisada boleh disebut pula sebagai lomba dokter cilik tingkat SD. Seleksinya dimulai dari kabupaten/kota sebelum kemudian ke provinsi dan nasional. Pada lomba ini, peserta harus menjalani serangkaian tes. Mulai dari tes tubs, tes keterampilan, tes presentasi, hingga tes kesehatan.
Karena itu, tak mudah bagi Kendria untuk bisa lolos bahkan mewakili Jatim ke tingkat nasional. "Waktu presentasi sempat nge-blank. Materi yang sudah dipe- lajari lupa,” akunya. Di depan tiga anggota dewan juri, keringat dingin putri kedua pasangan dr Benny Cahyo Kuncoro dan Kiki Kuncoro ini pun mengucur. Dia grogi. Hal itu yang membuat konsentrasinya buyar.
Apalagi, sebelumnya, Kendria hanya memiliki waktu tiga hari untuk persiapan. “Tiga hari sebelum hari H baru dapat kabar dari dinkes. Jadi, ngebut juga bela- jamya,” papar kakak dari Alzena Maida.
Untunglah, itu Udak berlangsung lama. Kendria yang mendapat tema presentasi tentang demam berdarah dengan cepat berusaha memusatkan konsentrasi kembali. “Saya langsung pejamkan mata dan berdpa," kenangnya.
Pelan-pelan, semua diingatnya kembali. Materi yang dipelajari bersama guru pendamping dan orang tua sebelum maupun sesudah pemberitahuan dari dinkesitu diresapi lagi. Berhasil. Begitu menguasai diri, dia bisa memaparkan materinya dengan baik.
Namun, moment yang dirasakan- nya paling menarik adalah saat sesi unjuk bakat. Kendria me- nampilkan puisi yang dibuatnya sendiri. Puisi bertema UKS itulah yang mampu memikat dewan juri. “Waktu selesai tampil, puisin- ya langsung diminta salah satu dewan juri," lanjutnya, bangga.
Kini, tugas Kendria belum selesai. Dia harus mempersiapkan diri lagi guna membawa nama Jawa Timur ke tingkat nasional. “Semoga nanti bisa juara lagi," harapnya.
Namun, sebenarnya, yang dia kejar bukan sekadar gelar juara. Lebih dari itu, Kendria bisa me- metik manfaat dari lomba ini. Ia merasakan perubahan dalam perilaku sehari-hari. Ini karena dia semalam paham pentingnya kebersihan dan kesehatan. ”Sekarang jadi lebih selektif dalam memilih makanan. Nggak pernah lagi jajan sembarangan,” bebernya.
Selain itu, Kendria menjadi lebih peduli terhadap lingkungan. Bahkan, tak jarang ia menegur teman-temannya jika ada yang membuang sampah sembarangan. Dia juga tak segan mengingatkan temannya untuk tidak jajan sembarangan.
Kepala SDN Burengan II Sutyadi berharap, prestasi yang berhasil ditorehkan Kendria bisa diikuti oleh anak didiknya yang lain. "Semoga ini juga bisa meningkatkan perilaku hidup sehat anak- anak. Baik di sekolah maupun di rumah,” harapnya.
Dia yakin, jika perilaku hidup sehat anak-anak meningkat dan lingkungan sekitarnya semakin sehat, otomatis prestasi mereka juga akan terdorong. “Prestasi akan mudah tercipta dari lingkungan yang bersih serta perilaku hidup yang sehat,” tandas Setyadi.