Parade Budaya tanpa Ritual Manusuk Sima

berita |

     Kota Kediri kemarin seolah kembali pada zaman kerajaan. Ratusan prajurit, para putri, hingga raja berjalan mengitari jalan-jalan protokol kota ini. Mereka mengikuti parade budaya dan festival prajurit menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke 1133 Kota Kediri. Dimulai sekitar pukul 09.00, pawai mengambil start di depan stadion Brawijaya. Ratusan pria berkostum prajurit lengkap dengan pedang, tameng, danbaju prajurit berjalan berderet. Demikian juga dengan muda-mudi yang mengenakan kostum ,'aia putri dan raja masa lalu.

    Di belakangnya mengikuti berbagai grup kesenian di kota ini. Seperti jaranan, reog, ketek ogleng, barongsai, hingga hadrah. Turut pula fashion show dari SMKN 3 dengan berbagai kostum unik. "Parade budaya dan festival praju­rit ini untuk mengenang kejayaan Kediri di masa lampau. Memvisualisasikan kembali budaya Kota Kediri," kata Walikota dr. Samsul Ashar dalam sambutannya sebelum pemberangkatan pawai. Hadir para pejabat muspida serta bupati/walikota tetangga.

    Dari jl. Ahmad Yani, depan Stadion Brawijaya, peserta pawai menyusuri Jl Pahlawan Kusuma Bangsa, Jl Hayam Wuruk, sebelum kemudian berbelok ke balai kota di JLBasuki Rachmad yang menjadi pemberhentian terakhir.

     Ribuan warga yang memadati sepanjang rute tak henti-hentinya bersorak-sorak. Tepuk tangan terdengar keras saat para kepala satuan kerja (satker), camat, lurah, hingga kepala sekolah turut ber­jalan mengikuti pawai. Mereka memakai baju hitam-hitam ala warok.

    Sekkota Agus Wahyudi mengatakan, para kepala satker laki-laki itu memang diinstruksikan men­gikuti pawai agar masyarakat bisa bertatap muka langsung dengan para pelayannya di birokrasi. Adapun untuk kepala satker pe­rempuan bersama istri para pejabat mupsida menunggu di garis finish balai kota. "Ini juga untuk memacu agar kerja para kepala satker bisa lebih baik lagi" katanya.

     Kemarin, ritual upacara manusuk sima yang biasa digelar pada puncak prosesi perayaan HUT Kota Kediri ditiadakan. Sebab, rangkaian peringatan hari jadi kali ini me­mang dimajukan dari jadwal sebenarnya. "Semua harus sudah selesai sebelum bulan puasa," terang Kabag Humas Pemkot Hariadi.

     Untuk diketahui, upacara manusuk sima biasa digelar bertepatan dengan hari jadi Kota Kediri 27 juli. Ini merupakan upacara untuk mengirab Prasasri Kwak yang menjadi dasar penetapan HUT Kota Kediri dari Sumber Kuwak menuju balai kota. Sementara, 27 Juli tahun ini sudah masuk Ramadan.

    Karena itu, menurut Hariadi upacara manusuk sima nanti tetap diadakan pada 27 Juli namun tanpa arak-arakan. Sementara itu, parade budaya dan festival prajurit kemarin berlangsung semarak. Sepanjang rute dipenuhi ribuan warga yang didorninasi perempuan dan anak-anak. Meski pawai baru dimulai pukul 09.00, warga sudah mulai menyemut sejak pukul 08.30, Arus lalu lintas disepanjang rute yang dilalui ditutup dan dialihkan ke jalan-jalan arteri di sekitarnya.

Radar kediri