Mobil Gowes Kendaraan Alternatif Keliling Kota

berita |

      Ayuhan kaki Dimas dan ketiga kawannya sudah sedemikian berat. Keringat mulai mengucur deras. Namun senyum dan tawa mereka terus terdengar. "Ayo gowes teruuus...!” ujar salah satu rekan Dimas sembari menggenjot pedal kendaraan empat roda tanpa mesin itu.

      Sekilas, bentuk kendaraan beratap terpal ini mirip mobil mini. Dengan tuas sein tangan, setir bulat dan empat rodanya. Modelnya memang mirip mobil pada umumnya. Pengemudi pun leluasa membelokannya ke kiri dan ke kanan sambil duduk bersandar di jok yang nyaman.

      Hanya saja kendaraan ini tidak bermesin. Tenaga penggeraknya adalah kaki-kaki penumpangnya. Seperti sepeda ontel atau becak. "Meski capek, tapi asyik. Bisa muter kota rame-rame sama temen," seru Dimas, 13, bocah asal Burengan, Kecamatan Pesantren yang sudah berkali-kali berkeliling naik kendaraan yang lazim disebut 'mobil gowes' ini.

     Meski awalnya dianggap aneh, selama tiga bulan terakhir, penggemar mobil gowes mu­lai meningkat. Hampir sepanjang hari, dari pagi sampai malam, penggowes kendaraan ini tak pernah sepi memadati jalan. Dilengkapi lampu kelap-kelip aneka warna, saat malam laju mobil gowes yang bisa dinaiki 4-6 orang ini kerap menarik perhatian warga.

     Sewa mobil gowes tak terlampau mahal. Un­tuk satu jam pemakaian, para penggowes hanya perlu merogoh koceknya Rp 10 ribu. Jaminan sewanya pun mudah. Cukup meninggalkan KTP, SIM atau kendaraan penyewa, seperti motor dan sepeda. "Rata-rata nyewa dua jam. Tapi kalau ditanggung 4 orang kan cuma Rp 5 ribuan," ujar Septi, penggemar mobil gowes asal Sumberejo, Ngasem yang sudah lima kali naik kendaraan ini.

       Semakin banyaknya peminat mobil gowes membuat para pemiliknya kebanjiran rezeki. Salah satunya adalah Azhari, 33, warga Jl Tambak boyo, Kelurahan Banaran; Pesantren. Sebagai perintis kendaraan ini, kini ia bisa menggantungkan hidupnya dari mobil gowes.

         Mulai dari hasil menyewakan 8 unit mobil gowes miliknya hingga menjual kendaraan ini dengan harga Rp 7,5 juta per unitnya. Mobil gowes sendiri sudah menjadi usaha baru yang diminati oleh para pengusaha seantero Kediri. "Yang dijual sudah 100 unit," ungkapnya. Rumah mantan sales produk otomotif ini bahkan sudah berubah jadi bengkel. Sejak melihat mobil gowes saat jalan-jalan di Kota Reog, Ponorogo, Azhari terilhami untuk menekuni bisnis ini.

          Mobil gowesnya dikreasi send­iri. Mulai dari desain hingga menentukan bahan yang dirangkai. "Kalau di luar kota, bentuknya banyak yang tak beraturan. Saya menentukan standar send­iri, biar lebih bagus," jelas pria yang mengaku pernah diajak ngobrol Walikota Kediri dr. Samsul Ashar tentang kendaraan kreasinya ini.

       Azhari kini tak sendiri. Beberapa pengusaha mobil gowes mulai bermunculan. Ada yang pesan dari Azhari, ada pula yang membuat kreasi sendiri. Salah satu yang memproduksi sendiri adalah Arini, warga Kelurahan Burengan. Lapangan depan rumahnya dijadikan tempat parkir beberapa mobil gowes yang siap dipesan, mulai pukul 05.00 sampai 24.00.

        "Sekarang sudah operasi 5 unit. Mau nambah dua lagi," ujar perempuan yang memiliki mo­bil gowes dengan brand 'Ki Tanu Metir' dari julukan Sentanu, 50, sang bapak. Berkat mobil gowesnya, omzet Arini yang juga berprofesi wasit futsal ini cukup lumayan. Setiap hari; dari satu mobil gowes ia bisa mendapat laba bersih Rp 90 ribu - Rp 100 ribu. Artinya, jika ada 5 mobil gowes, setidaknya per hari Rp 500 ribu bisa ia kantongi. "Lumayan lah," tandasnya.

          Terkait usaha mobil gowes, Arini memiliki kisah unik. Sebab usahanya dilatar belakangi keinginan besar naik mobil gowes. Sejak awal kemunculannya, Arini selalu antre untuk menyewa. Itupun jarang kebagian. Padahal, dia mengajak anak dan kerabatnya sudah ngebet ingin naik. "Akhirnya ya bikin sendiri. Kebetulan bapak punya bengkel las. Tapi kok banyak yang menanyakan. Akhirnya sekalian dibikin usaha,” urai Arini.

        Namun usahanya tak selalu lurus. Suatu waktu, pernah ia harus berurusan dengan orang tua anak-anak yang menyewa mobil gowesnya. "Orangnya marah-marah. Padahal anaknya yang salah karena nabrak mobil Panther parkir. Mobil gowes saya juga ditinggal gitu saja di jalan. Ya gitulah, dijalani saja," ujarnya.

      Lebaran kali ini, tarif sewa mo­bil gowes naik. Ini karena pe­minat mobil gowes saat liburan Idul Fitri membeludak. Karenanya, bagi para penggemar gowes dan pemudik yang ingin mencoba sensasi baru, setidaknya siapkan kocek Rp 15 ribu - Rp 20 ribu untuk menyewa kenda­raan ini per jamnya. Masih murah kan? Selamat mencoba!.

Kediri, Radar