Sosialisasi Test kit Kandungan Bahan Berbahaya Dalam Makanan

berita |

       Temuan bahan tambahan makanan berbahaya di Kota Kediri dalam pengambilan sampel yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Februari lalu langsung ditindaklanjuti. Kemarin sore, Wakil Ketua Komisi 10 DPR RI Nova Riyanti Yusuf alias NoRiYu yang menggandeng BPOM menyosialisasikan penggunaan test kit atau alat pengetes kandungan bahan berbahaya dalam makanan di Kota Kediri.

        Bertempat di aula kantor dinas kesehatan (dinkes), sosialisasi dilakukan dihadapan sejumlah pengurus PKK dan pengelola kantin sekolah. Nova yang juga dokter spesialis kesehatan jiwa datang bersama Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BPOM iawa Timur Endang Widowati.

         Mereka mengajarkan penggu­naan test kit untuk mendeteksi empat bahan pengawet. Yaitu, rhodamin, boraks, formalin, dan methanil yellow. "Ini sangat penting karena banyak masyarakat yang tidak menyadari bahayanya bahan pengawet yang ada di makanan," kata perempuan yang juga ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Kesehatan Jiwa DPR R ini.

          Tak hanya bahan pengawet di makanan, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat ini menyebut keberadaan jamu yang beredar luas di masyarakat juga perlu dicermati. Sebab, banyak jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO) dan sangat membahayakan.

         Makanya, melalui sosialisasi penggunaan test kit kemarin, perempuan berparas cantik ini berharap masyarakat lebih selektif memilih makanan yang dikonsumsi. Yang lebih penting, mereka juga mau menularkan pada tetangga di lingkungannya tentang hal tersebut. "Maraknya bahan makanan tambahan berbahaya membuat angka harapan hidup masyarakat menjadi lebih pendek," lanjutnya.

         Selain menggelar sosialisasi tentang penggunaan test kit di kantor dinas kesehatan, perem­puan yang ibunya berasal dari Kelurahan Bandarlor, Mojoroto ini juga akan menggelar sosial­isasi serupa di beberapa lokasi di Kediri. Termasuk, beberapa daerah di sekitar Kediri.

         Terpisah, Kepala Bidang Serti­fikasi dan Layanan Informasi Konsumen BPOM Jawa Timur Endang Widowati mengatakan, selain menggelar sosialisasi peng­gunaan test kit, BPOM juga memberikan satu paket testkit untuk dinkes. Sehingga, mereka bisa melakukan tes sendiri untuk mengetahui kandungan berba­haya dalam makanan yang bere­dar di Kota Kediri.

          Test kit itu, lanjutnya, juga akan dibagikan ke 24 kabupaten/kota lainnya di Jatim. "Kota Kediri paling banyak ditemukan bahan tambahan berbahaya jenis rho­damin yang ada di kerupuk upil," beber Endang. Rhodamin adalah zat pewarna yang sering digunakan pada industri tekstil.

           Lalu,apakah BPOM juga akan membagikan test kit kepada warga? Endang menjawab, BPOM akan mengupayakannya kepada peserta sosialisasi kernarin secara berkelompok. Atas hal ini, Nova berjanji akan mengusulkan penambahan anggaran pengadaan test kit di BPOM pada APBN Perubahan (APBNP) tahun ini. "Dengan begitu akan ada lebih banyak test kit yang bisa dibagikan pada masyarakat," janjinya.

Kediri, Radar