Rumuskan Solusi, Abu Datangi Warga Lokalisasi Semampir
Wali Kota Abdullah Abu Bakar blusukan ke eks lokalisasi Semampir kemarin. Dia mendadak mendatangi tempat pelacuran itu sekitar pukul 11.00. Tujuannya , merumuskan alternatif alih fungsi setelah kompleks eks lokalisasi yang telah ditutup 1998 itu dihentikan operasionalnya.
Kedatangan Abu yang tiba-tiba itu membuat warga yang sedang berada di warung tak jauh dari Jembatan Semampir lantas memanggil teman-temannya. Setelah sekitar 50 warga eks lokalisasi itu berkumpul, orang nomor satu di Kota Kediri ini mengajak mereka berdialog.
Hingga sekitar pukul 13.30, ada beberapa aspirasi warga yang langsung diserap Abu. "Ada warga yang ingin disertifikasi tanah ini," ungkap Abu ketika ditemui usai berdialog dengan warga.
Meski demikian, Abu menyatakan, permohonan itu sulit dikabulkan. Sebab jika disertifikasi, pemkot khawatir peruntukannya akan kembali menjadi lokasi prostitusi.
Lalu, apa solusi yang diajukan pemkot pasca penghentian operasi eks lokalisasi Semampir?. Ditanya demikian, Abu mengaku, mempunyai konsep untuk mengubah eks lokalisasi Semampir menjadi kawasan kuliner khas Kediri.
Dengan lokasi di tepi Sungai Brantas, Abu optimistis dampak ekonomi yang dirasakan warga di sana jauh lebih besar dibanding sekarang. "Tapi ini baru usulan," ujarnya.
Makanya, kemarin Abu sengaja mendatangi warga untuk merumuskan alternatif solusi setelah penghentian operasi di kompleks prostitusi tersebut. Setelah berdialog, dia mengaku, akan segera mencari solusi terbaik. Ini untuk mengentaskan warga yang tinggal di sana. "Kami cari solusi yang manusiawi untuk warga di eks lokalisasi Semampir," terangnya.
Sebenarnya, menurut Abu, pemkot mempunyai banyak alternatif alih usaha yang bisa diberikan pada warga di sana. Tetapi, pemkot memilih langsung menyerap aspirasi dari bawah agar hasilnya maksimal.
Menanggapi tentang rencana pembangunan pasar loak seperti yang pernah dirumuskan mantan Wali Kota Achmad Maschut usai penutupan eks lokalisasi Semampir 1999, Abu menyebut, hal itu bisa saja direalisasikan di sana. Dia menyatakan, mendukung bentuk-bentuk alih fungsi agar eks lokalisasi Semampir tidak menjadi lokasi prostitusi.
Terpisah, Ketua RT 29 di lokalisasi Semampir Sarji yang dikonfirmasi terkait dialog dengan Wali Kota Abdullah Abu Bakar, mengatakan, keinginan warga Semampir sangat sederhana. Mereka ingin tanah yang sudah ditempati puluhan tahun itu bisa disertifikasi atas nama mereka. "Selain sertifikasi, warga juga Ingin agar di sini tetap ada perputaran ekonomi," ungkapnya.
Lebih jauh Sarji menambahkan, warga tidak keberatan eks lokalisasi Semampir ditutup. Asalkan, mereka bisa mendapat sertifikat tanah yang saat ini statusnya masih menjadi milik pemkot itu.
Ditanya tentang usulan Abu yang ingin mengubah eks lokalisasi Semampir sebagai sentra kuliner, Sarji mengatakan, secara pribadi sepakat. Tapi tidak tahu bagaimana dengan warga lainnya. Saya belum bermusyawarah.
Seperti rapat yang telah dilakukan sebelumnya, warga ingin di eks lokalisasi Semampir tetap ada perputaran ekonomi. kemudian, mereka juga mendapat hak atas tanah yang sudah di tempati secara turun temurun tersebut.