"Saya sebenarnya bukan atlet tolak peluru dan lempar cakram," ujar Roni Sisko, saat ditemui di Stadion Brawijaya. Siang itu (14/1) pelajar yang masih duduk di bangku kelas XI IPS SMAN 8 Kediri ini tengah menjalani sesi latihan.
Tubuhnya yang tegap tampak bugar. Kepada Radar Kediri, Roni mengaku sejatinya lebih menyukai bola voli. Selain sejak awal lebih sering bermain, secara fisik ia memang layak menjadi pemain voli.
Tinggi badannya mencapai 184 sentimeter dengan berat badan 100 kilogram. Dengan postur ini, Roni terlihat seperti raksasa di antara atlet Kota Kediri. Sehingga jika melakukan smash atau Hock, lawannya pasti keder. "Voli seperti hidup saya," akunya.
Namun perlahan kecintaan Roni didunia bola voli mulai memudar. Meski begitu, ia tetap terjun di olahraga. Pilihannya beralih ke tolak peluru dan lempar cakram. Hal ini tidak terlepas dari masuknya Roni ke SMAN 8 Kediri.
Disekolah yang merupakan gudang atlet berprestasi di Kediri tersebut potensi Roni di tolak peluru dan lempar cakram ditemukan. Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Jatim di Kediri tak menyia-nyiakan potensi itu Roni langsung direkrut dan dimasukkan mess. "Sejak saat itu saya mulai serius ikut latihan tolak peluru dan lempar cakram," urainya.
Pada lomba PPLP di Nusa Tenggara Barat (NTB), Oktober 2011, Roni diturunkan. Hasilnya, dia berhasil menyumbangkan medali perak ditolak peluru. Roni mampu melakukan tolakan peluru seberat 6 kilogram sejauh 14,99 meter. Hasil itu kalah tipis dari atlet Mojokerto yang mampu mencapai 15,01 meter. "Saya kalah pengalaman," ungkap Roni.
Kegagalan tersebut membuat Roni termotivasi, Dia bertekad tampil lebih baik di lomba-lomba berikutnya. Turnamen terdekat yang dibidik adalah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim di Madiun yang akan dilaksanakan Juni nanti. Porprov Jatim adalah turnamen pertama yang akan diikutinya. Karena saat Kediri menjadi tuan rumah pada 2011, Roni belum tampil. "Saya ingin berprestasi di Porprov Jatim," tegasnya.
Dalam turnamen dua tahunan itu, Roni langsung diberi target. Tidak tanggung-tanggung, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Kediri membebaninya target medali emas. Roni diharapkan menjadi salah satu penyumbang medali emas untuk kontingen Kota Kediri.
Target emas tersebut dianggap Roni sebagai pemacu semangat. Dia tidak merasa terbebani. Karena itu, setiap hari anak kedua pasangan Sabar dan Rahayu ini giat berlatih. Setelah pulang sekolah, Roni langsung ke Stadion Brawijaya. Sekitar pukul 15.00-17.00, ia menempa diri untuk menjadi yang terbaik. "Saya berusaha melempar sejauh-jauhnya," urainya.
Yang menarik, Roni tidak hanya tampil di nomor tolak peluru. Siswa ini juga akan terjun di lempar cakram. Karena selain jago tolak peluru, ternyata dia piawai melempar cakram. "Saya akan berusaha meraih medali di lempar cakram juga," ujarnya.
Untuk membawa pulang medali, Roni mewaspadai atlet-atlet dari luar daerah. Atlet Mojokerto merupakan lawan yang paling jadi perhatian. Karena di lomba PPLP, ia kalah dari atlet asal Mojokerto. "Saya juga harus berhati-hati dengan atlet dari daerah lain," ucapnya,
Meski mernpunyai masa depan cemerlang di tolak peluru dan lempar cakram, Roni tidak bercita-cita memjadi atlet nasional. Dia lebih memilih profesi lain. "Saya ingin menjadi TNI," katanya.
Penampilan memukau Roni di tolak peluru dan lempar cakram membuat Mukono, Wakil Ketua Umum 1 Bidang Organisasi dan Penyusunan Program KONI Kota Kediri, optimistis bisa berprestasi di Porprov Jatim 2013. Target satu medali emas yang dibebankan dianggapnya tidak muluk-muluk. "Roni adalah atlet potensial dan paling siap meraih medali," lontarnya.
Di samping memiliki kemampuan yang ciamik, Roni juga belum mempunyai kesibukan yang berarti. Selama ini, dia hanya sekolah dan tinggal di mess PPLP Jatim di Kediri. Dia juga masih kelas XI, sehingga, belum wajib mengikuti bimbingan belajar di sekolah untuk persiapan ujian nasional (unas). "Waktunya berlatih masih belurn terganggu," ujar Mukono.
Untuk meraih emas, Mukono meminta Roni giat berlatih. Rencananya, latihan tidak hanya dimulai pukul 15.00 hingga 17.00. Namun, akan dimajukan mulai pukul 14.00. Tujuannya, agar kemampuan Roni semakin terasah.
Selain itu, dengan berlatih lebih siang, Roni bisa menggunakan lapangan Stadion Brawijaya untuk tolak peluru dan lempar cakram. Karena di saat itu, kesebelasan Kota Kediri dan Persik belum menggunakannya. Dua kesebelasan yang berlatih di Stadion Brawijaya itu mulai berlatih pukul 15.00.
Kediri, Radar