Tidak semua generasi muda acuh terhadap kelangsungan seni tradisional Jawa. Para siswa SDN Banjaran IV Kota Kediri ini contohnya. Meski berusia belia, para siswa di sekolah yang berada di Jl PK Bangsa itu peduli pada seni tradisional. Kepedulian ini dibuktikan dengan kemauankeras mereka untuk mempelajari karawitan.
Meski karawitan memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, tidak mematahkan semangat para siswa untuk mempelajarinya. Mereka justru tertantang untuk bisa memainkan seni adi-luhung Jawa itu. Para siswa tekun berlatih belajar seni tradisional yang memiliki nilai keindahan tinggi tersebut.
Seni karawitan mulai dipelajari di SDN Banjaran IV sejak Mei 2012 lalu. Terbentuknya kelompok karawitan di salah satu sekolah favorit di Kota Kediri tersebut berawal dari inspirasi sebuah sekolah yang menyajikan ekstrakurikuler bernuansa jawa. Guru pembimbing sekolah tersebut tidak mau kalah dan memutuskan untuk mulai mempelajari seni karawitan tersebut.
Walaupun kala itu belum memiliki perangkat gamelan, mereka tetap tidak patah arang. Dengan meminjam alat milik salah satu SMP di Kota Kediri, mereka mulai berlatih. Seiring waktu, pada Januari 2014, mereka sudah memiliki alat sendiri sehingga bisa berlatih rutin dua kali setiap minggu.
Dengan adanya peralatan, temyata membuat para murid tertarik untuk belajar. Bahkan, mereka mengakui jika lebih tertarik latihan karawitan dari pada alat musik modern. Awalnya, para murid menabuh alat sesuai dengan yang mereka sukai. Lama-kelamaan mereka sudah mula merasa pas dengan alat dan mulai uji nada.
Yudie Atmaja, pembina karawitan SDN Banjaran IV mengatakan jika sebelum dipadukan, mereka berlatih satu persatu. "Satu persatu diajari dulu, setelah itu tiga alat dimainkan, dan setelah tidak ada kebingungan, seluruh alat musik (12 alat) baru bisa dimainkan secara bersama," katanya.
Berlatih memainkan musik juga bukan tanpa kesulitan. Waktu mereka belum paham, terkadang mereka memukul dengan irama yang sama. Padahal, dalam karawitan memainkan alat tidak dalam irama yang sama.
Hingga saat ini, SDN Banjaran IV memiliki dua kelompok karawitan. Satu tim inti, dan satu tim cadangan. Tim inti sudah biasa mengikuti berbagai kompetisi. Sebut saja ketika peringatan Hari Anak Nasional pada 2012. Dalam lomba itu, kelompok karawitan SDN Banjaran IV berhasil menjadi juara ke I.
Selain mengikuti perlombaan, kelompok karawitan SDN banjaran IV juga terbiasa tampil di berbagai acara. Seperti ketika di undang dalam acara di Balai Kota Kediri pada tahun 2012 lalu.
Selain itu, kelompok yang beranggotakan Alfreya Sahla, Ebriem Nissa Al Haqiqi, Nabila Putri, Valentina, Brian Tsaqif Bala Pradana, Zahra Diva Lathifa, Surya Fakhri Maulana, Yuyun Okta Vianti, M. Athaya Abista K, kesemuanya murid kelas V, Kania Citra Trisna Kusuma, Yanuar Ridho H, Alphine Adhi Gunawan, Yofie Bagus Rachmadi, Satya Ardiansah, M. Afifuddin Naufal, kesemuanya murid kelas III. Mereka juga tampil ketika ada pemilihan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kediri, di hotel 1 Bukit Daun pada tahun 2014 ini. Kedepannya, kelompok karawitan SDN banjaran IV ini akan ikut dalam kegiatan pekan budaya pelajar, yang direncanakan dilaksanakan di Malang pada tahun 2015 mendatang.