Puluhan pedagang loak atau barang bekas dipastikan tidak akan berjualan lama di Pasar Pagi Kaliombo. Sebab, pemkot sudah berencana membangun pasar loak tahun depan. Tahun ini, sedang digarap feasibility study (FS) atau studi kelayakannya.
Kepala Dinas Perindustnan, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi (Disperindagtamben) Kota Kediri Yetty Sisworini yang dikonfirmasi tentang FS pasar loak membenarkannya. "Tahun ini pelaksanaan FS dari DED (detail engineering design),” ungkapnya.
Lebih lanjut Yetty mengatakan, disperindagtamben menganggarkan total Rp 450 juta untuk pelaksanaan FS dan DED pasar loak.
Selain itu, alokasinya juga untuk penataan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Kediri. "Tidak hanya FS dan DED untuk pasar loak saja," tegasnya. Dikatakan Yetty, ke depan seluruh pedagang loak akan dikumpulkan dalam satu tempat. Disperindagtamben juga akan menata seluruh PKL agar tidak terkesan berjualan di sembarang tempat seperti sekarang.
Lalu, di mana pasar loak akan dibangun? Ditanya demikian, Yetty menyebut, pemkot mempunyai tiga alternatif lokasi. Ketiganya merupakan aset milik pemkot. Mulai di lahan dekat PG Pesantren. Kemudian, lahan di area GOR Jayabaya, dan satu lahan lagi di wilayah kecamatan kota.
Tiga titik tersebut, menurut Yetty, akan disurvei dalam FS. Selanjutnya, dari FS akan terlihat lokasi mana yang paling layak untuk pembangunan pasar loak.' "Kami menunggu dulu hasilnya bagaimana,” katanya tentang penentuan lokasi pasar loak.
Ditanya tentang anggaran pembangunan pasar loak, Yetty mengaku, belum bisa menyebutkan nilainya. Setelah DED selesai dibuat, tim teknis baru akan melakukan hitungan. Mematangkan konsep pembangunan pasar loak ini, Yetty juga akan mengunjungi sejumlah daerah yang memiliki pasar loak. Mulai Jogjakarta, Surabaya, dan Malang.
Untuk diketahui, selama ini pedagang barang bekas berada di dua lokasi. Yaitu di Pasar Pagi Kaliombo yang merupakan tempat penampungan sementara dan di Pasar Setonobetek bagian belakang.
Selain di dua titik tersebut, saat ini juga masih banyak pedagang barang bekas yang nekat berjualan di sejumlah trotoar. Mulai Jl. Sriwijaya, Jl Patiunus, dan sejumlah trotoar lainnya.
Dengan keberadaan pasar loak nanti, para pedagang barang bekas itu akan dikumpulkan di satu tempat. Sehingga, transaksi barang bekas bisa terpusat. "Kalau luas lahannya kami mencari yang minimal satu hektare," tandas Yetty. (dikutip dari Radar Kediri)