Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menyerahkan honorarium kepada 230 Kader Bank Sampah se-Kota Kediri. Honor diserahkan secara simbolis di Kantor DLHKP Kota Kediri, Jumat (28/7).
Pemerintah Kota Kediri terus berupaya dalam mengurangi volume sampah yang ada di Kota Kediri. Adanya bank sampah itu merupakan strategi untuk mengelola sampah sehingga dapat menimbulkan pendapat dari hasil daur ulang sampah karena lebih bernilai jual.
Mas Abu mengungkapkan bahwa dulu banyak masyarakat Kota Kediri yang tidak percaya bahwa sampah bisa dijadikan suatu barang yang bernilai jual, namun lambat laun masyarakat mulai sadar bahwa semakin lama sampah semakin banyak dan bila tidak dilakukan suatu cara yang dapat mengurangi volume sampah akan berdampak sendiri terhadap masyarakat.
“Saya sebenarnya mengingkan kalau ada alat pencacah plastik. Jika plastik ini dicacahlebih bernilai jual dan saya akan menghibahkan alat pencacah plastik untuk kader bank sampah,” ujarnya.
Lanjut Walikota Kediri, permasalahan sampah yang ada di Kota Kediri ini merupakan tanggung jawab bersama yaitu pemerintah dan semua masyarakat. Para kader bank sampah ini harus menjadi inisiator, moderator, fasilitator dan dinamisator.
“Saya juga berpesan kepada para kader untuk selalu memberi edukasi kepada masyarakat agar tidak buang sampah sembarangan dan menggunakan sampah dengan bijak,” kata Abdullah Abu Bakar.
Di kesempatan yang sama, Ketua Komunitas Bank Sampah Endang mengucapkan terimakasih karena selama ini sudah dibimbing dan diberi pelatihan mengenai sampah. “Kedepan saya berharap agar program bank sampah ini terus berlanjut,” ujar Endang.
Untuk diketahui, terdapat 92 kelompok bank sampah masyarakat di Kota Kediri. Honorarium kader bank sampah ini mulai bulan Januari sampai Maret diberikan sebesar 225 ribu tiap orang untuk 3 bulan. Hadir juga dalam acara tersebut Kepala DLHKP Kota Kediri Didik Catur.