Dalam upaya peningkatan kinerja, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Bandung pada Selasa (25/11) lalu. Rombongan TPID Kota Kediri yang diketuai oleh H.Kasenan,ST,MM,MT diterima oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung yang bertempat di Ruang Rapat Eks Paripurna DPRD Jl. Aceh Kota Bandung.
Asisten Perekonomian dan pembangunan Kota Kediri, Kasenan, ST, MT mengatakan , Salah satu TPID yang berkinerja baik itu adalah TPID Propinsi Jawa Barat (dimana TPID Kota Bandung berada di dalamnya) memperoleh perhargaan pada tahun 2013 yang lalu.
Sehingga, lanjut Kasenan, TPID Kota Kediri memandang perlu untuk melakukan kunjungan kerja ke TPID Kota Bandung Jawa Barat. “Kunjungan kerja ini dimaksudkan untuk mempelajari secara langsung proses kerja dan kinerja TPID di Kota Bandung khususnya, dan Jawa Barat pada umumnya”, jelas Kasenan.
Dalam sambutan Walikota Bandung, Ridwan Kamil yang dibacakan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Iming Ahmad, menjelaskan bahwa sebagaimana Kota besar lainnya, Bandung tidak terlepas dari berbagai permasalahan sosial ekonomi dan fisik kota cukup kompleks. Sehingga untuk mencapai Bandung juara, kami telah menetapkan prioritas pembangunan yang mencakup bidang pendidikan, kesehatan, pariwisata, kemakmuran, lingkungan hidup, seni budaya, olah raga dan bidang agama.
Prioritas pembangunan tersebut tidak terlepas dari keinginan Pemerintah Kota Bandung meningkatkan “Indeks kebahagiaan hidup” salah satu wujud programnya adalah menciptakan hari-hari yang bahagia. Yaitu, Senin bis gratis bagi siswa-siswa sekolah, Selasa tanpa rokok, Rabu nyunda, Kamis, menggunakan bahasa inggris, Jum’at bersepeda, Sabtu festival kuliner night dan Minggu car free day. Pada awalnya program tersebut terasa aneh, tapi sekarang sudah dinikmati oleh masyarakat Kota Bandung. Bahkan beberapa Kabupaten/Kota sudah mulai mengikuti hal sama.
Dalam kunjungan kerja ini Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kota Bandung, Lusi Lesminingwati memaparkan bahwa pada bulan Oktober 2014, Kota Bandung mengalami inflasi sebesar 0,14%(mtm), menurun dibandingkan dengan September 2014 0,57% atau 4,04% (yoy). Dari sisi pengeluaran, inflasi bulanan terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran, kecuali kelompok bahan makanan dan kelompok ternsportasi yang mengalami deflasi.
Lusi memaparkan, deflasi terjadi, terutama pada harga daging ayam ras yang turun drastis seiring Idul Adha. Beberapa komoditas volatile foods masih mengalami tekanan harga seperti cabai merah karena biaya produksi yang meningkat untuk mengatasi cuaca yang tidak menentu. Secara disagregrasi, kelompok administered prices mengalami inflasi yang lebih tinggi dibandingkan inflasi periode yang sama dalam lima tahun terakhir. Berbagai tekanan inflasi diperkirakan masih berlanjut dan perlu diwaspadai adalah pengurangan subsidi BBM dan kenaikan tarif listrik secara bertahap.