*Bau Tak Sedapnya Hilang dengan Vanili Resep Ibu
Hujan deras mengguyur kawasan Jl KH Ahmad Dahlan, Kamis (6/12) malam lalu. Sambil menenteng tas, seorang gadis berjilbab terlihat berlari dari lokasi parkir areal kampus UNP menuju ruang tamu rektor. Di sana sudah menunggu Rektor Samari dan Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Sri Aliyani. Sambil mengembangkan senyum, gadis yang tak lain Maria Ulfa itu kemudian masuk dan menemui kedua pimpinan kampusnya tersebut.
Malam itu, wartawan koran ini memang janjian untuk bertemu dengannya didampingi oleh Samari. Seolah tahu apa yang diinginkan, Maria demikian dia biasa disapa langsung mengeluarkan laptop berisi resume business plan yang dibuatnya berikut beberapa foto dokumentasi. "Ini foto waktu penganugerahan hadiah," beberny a.
Maria memang layak berbangga. Dalam lomba business plan se-Jawa Bali yang digelar Politeknik Negeri Malang 24 November lalu, dia dinobatkan menjadi juara I. Hebatnya, meski bukan mahasiswi program studi bahasa Inggris, dia melakukan presentasi dalam bahasa internasional tersebut.
Demikian juga saat menjawab pertanyaan dewan juri. Gadis berjilbab ini dengan lancar menyampaikannya pula dalam bahasa Inggris. Tema business plan yang diambil oleh Maria memang menarik yakni, membuat brownies dari ampas tahu. Sebab, bahan yang biasa digunakan untuk pakan ternak karena baunya yang tak sedap ini memang bisa diubah menjadi makanan legit yang disukai banyak orang.
Ide membuat brownies dari ampas tahu muncul saat gadis kelahiran 13 Oktober 1991 itu harus menyesuaikan tema lomba. Yakni, melestarikan lingkungan dengan reuse, reduce, dan recycle. Tema itu baru diketahui saat mengikuti technical meeting 24 November lalu. Makanya, rencana awal untuk membuat brownies dari tahu langsung diubahnya. Dia ganti memilih bahan ampas tahu.
Inilah yang menjadi tantangan tersendiri. Sebab, pembuatannya lebih rumit untuk brownies dari tahu, gadis asal Desa Gampeng, Kecamatan Gampengrejo ini tinggal mengombinasikan bahan-bahan pembuatan brownies dengan tahu. Akan tetapi, untuk brownies ampas tahu, dia harus bisa menghilangkan baunya. "Waktu bikin pertama kali, baunya nggak enak meski rasanya sudah enak," katanya.
Menyadari produknya kurang bagus, dia lantas mencari cara untuk menghifangkan baunya. Beberapa kali browsing, Maria belum rnenemukan cara yang sreg. Tak disangka, di tengah kesulitan itu, sang ibu memberi saran untuk mencampurnya dengan vanili agar bau tak sedapnya hilang.
Saran ibunya itulah yang kemudian dipakai. Dengan semangat kembali menyala, mahasiswi semester VI program studi manajemen ini lantas membuat lagi brownies dari awal. Kali ini, ampas tahunya dicampur dengan vanili. Benar saja, temyata bau tak sedapnya langsung hilang. "Browniesnya juga empuk Enak," ungkapnya.
Dari sana, Maria melangkah mantap dengan menjalani presentasi. Di depan dewan juri Poltek Negeri Malang, dia menerangkan prospek brownies buatannya. Di banding brownies lain, makanan buatan Maria ini memiliki prospek yang lebih cerah. Sebab, belum banyak pengusaha yang membuat brownies dari ampas tahu.
Di sisi lain, keuntungan dari brownies ampas tahu lebih besar. Sebab, bahan bakunya lebih murah dibanding tepung. Ketersediaan bahan baku di wilayah Kediri juga melimpah. Sebab, banyak industri tahu mulai dari yang berskala besar hingga rumahan. Penjelasan itulah yang memikat dewan juri hingga dia akhimya dinobatkan menjadi juara I. Gadis berpembawaan kalem ini pun mendapat hadiah uang pembinaan, piagam, trofi juara I, dan trofi bergilir.
Tak hanya itu, Maria juga mendapat apresiasi dari kampusnya berupa beasiswa, SPP-nya digratiskan. Rektor UNP Samari juga meminta alumnus SMKN 2 Kota Kediri itu untuk memproduksi brownies ampas tahunya. "Nanti, brownies itu akan diikutkan dalam pameran," terang Samari.
Dekan FE Sri Aliyani mengaku sudah melihat kelebihan Maria sejak awal. Terutama, kemampuannya dalam berbahasa Inggris. Makanya, begitu mengetahui ada lomba business plan yang digelar Poltek Negeri Malang dia meminta Maria untuk mengikuti. "Awalnya kami nggak menargetkan menang, tapi alhamdulillah ternyata bisa juara I," kata Sri yang menyebut Maria sebagai mahasiswi pendiam di UNP.
Kediri, Radar