Rutin Belajar 3 Jam di Rumah, Langganan Juara Kelas Prestasi membanggakan diraih pelajar SMAN 2 Kediri. Dia berhasil meraih nilai ujian nasional (NUN) tertinggi se-Kota Kediri dengan nilai 58,00. Tak hanya itu, siswa kelas XII jurusan IPA ini masuk peringkat V NUN tertinggi di Jawa Timur.
"Tahu mulai tadi malam (Kamis malam, Red). Dimention teman di twitter," kata Edo sembari tersenyum Wakil Kepala SMAN 2 Kediri (Smada) kemarin sore.
Pengumuman kelulusan untuk tingkat SMA/MA/SMK memang baru dilakukan kemarin siang, tetapi sejumlah media sudah menyebut nama Edo sejak Kamis malam. Dengan prestasi masuk peringkat V nilai ujian nasional (NUN) tertinggi di Jawa Timur, namanya menjadi perhatian sejumlah media online di Surabaya.
Tak heran, meski sekolah belum mengumumkan tetapi Edo yang membuka tautan yang dikirim temannya langsung mengetahui jika dirinya lulus. Bahkan, masuk peringkat V NUN tertinggi di Jatim. "Nggak nyangka banget. Saya pikir yang dapat NUN tertinggi adalah teman perempuan di Smada juga," kata pemuda dengan tinggi 180 sentimeter ini.
Sejak Kamis malam (23/5), pelajar asal Desa Sugihwaras, Kecamatan Prambon, Nganjuk itu sudah banjir ucapan selamat dari teman-temannya. Hal tersebut berlanjut kemarin siang.
Puluhan teman-temannya yang mengikuti latihan acara kelulusan langsung menghampiri bungsu dari dua bersaudara ini. Sebagian sekadar menyalami, sebagian lain melakukannya sambil mengolok dengan gurauan.
Dengan NUN total 58,00, nilai Edo nyaris sempurna. Bahkan, di mata pelajaran matematika, dia mendapat nilai 10,00. Kemudian, bahasa Inggris 9,80, kimia 9,75, biologi 9,75, fisika 9,50, dan bahasa Indonesia 9,20.
Bagaimana cara belajarnya hingga Edo bisa meraih nilai tertinggi? Ditanya demikian, siswa ini hanya menjawab dengan senyum. Remaja yang sudah langganan rangking 1 sejak kelas I hingga kelas III ini justru tidak ngoyo.
"Soalnya sudah ikut les di sekolah dan juga les di luar. Jadi, di rumah paling lama belajar tiga jam saat malam hari," bebernya. Les di luar sekolah yang diikuti Edo adalah di lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation.
Waktu tiga jam ini pun tak digunakan mempelajari semua mata pelajaran yang diunaskan. Melainkan, dimaksimalkan untuk pelajaran tertentu yang kurang dikuasainya. Terutama biologi dan kimia. Sedangkan empat pelajaran lainnya relatif tidak dipelajari maksimal. "Sebab saya merasa sudah paham, sudah bisa menguasainya," urainya.
Menjelang unas, pemuda berambut cepak ini justru sibuk menyiapkan mental. Dia berusaha keras agar tak grogi mengerjakan soal. Ketenangan, baginya menjadi faktor penentu. Sebab, salah satu kelemahannya adalah ceroboh. Misalnya, ceroboh membaca atau memahami soal yang bisa berakibat fatal.
Kelemahan itu pula yang membuat Edo tak berani menarget tinggi dalam unas April lalu. Beruntung, Hidayatul Qoiriyah dan Sunarto, orang tuanya, memberi support penuh. Menghadapi unas, Edo diberi dukungan baik saat di rumah maupun sekolah. "Saya bisa tenang belajar di rumah," kenangnya.
Bagaimana respons orang tua Edo saat tau anaknya meraih NUN tertinggi di Kota Kediri? Mereka ikut bahagia. Prestasi itu seolah menunjukkan Edo mampu meraih target yang dibebankan.
Sebelum unas, Sunarto dan Qoiriyah berharap anaknya mampu meraih NUN tertinggi. Sebab, alumnus SMPN 1 Prambon ini juga mampu meraih NUN tertinggi di Nganjuk saat SMP dulu.
"Tapi saya sempat bilang kalau untuk NUN tertinggi di SMA susah, soalnya saingannya lebih berat lagi. Alhamdulillah bisa," imbuhnya. Ditanya tentang hadiah yang didapat dari orang tuanya dengan prestasinya itu, Edo enggan membeberkan. Pemuda yang meraih juara I siswa berprestasi Kota Kediri 2012 ini mengatakan, orang tuanya siap memberi apapun yang diminta sebagai hadiah. "Tapi saya belum kepikiran," elaknya sambil tertawa.
Setelah memastikan lulus, kini Edo fokus mengikuti seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Selasa nanti (28/5) dia akan bertolak ke Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengikuti SNMPTN jalur undangan.
Berbekal rapor, piagam, dan surat keterangan lulus sementara, Edo berniat masuk di jurusan sekolah bisnis rnanajemen (SBM) ITB. "Semoga saja berhasil diterima di sana. Saya ingin jadi pengusaha kelak," terang pemuda yang ayahnya memiliki showroom sepeda rnotor di Nganjuk ini.
Prestasi Edo juga mendapat apresiasi dari Ketua Paguyuban OrangTua Siswa Kelas XII SMAN 2 Kediri Dr Suko Susilo. Dia menyatakan ikut berbangga. "Ini prestasi yang luar biasa," katanya.
kediri, Radar