Bahas Jalan Berlubang hingga Sumur Resapan Lewat Kopi Tahu

berita | 01/03/2017

Agenda rutin Kopi Tahu kembali digelar oleh Pemerintah Kota Kediri. Rabu (1/3) Mas Abu menemui warga Kelurahan Bujel untuk bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi di Kelurahan Bujel. Meski digelar ditengah kondisi hujan deras, hal tersebut tidak mematahkan semangat warga setempat untuk hadir menikmati bincang ringan masa depan bertajuk “Kopi Tahu”.

Mas Abu sapaan akrab Walikota Kediri menyampaikan bahwa forum yang digelar bukan untuk ajang saling menyalahkan, namun untuk duduk bersama mencari solusi. “Kita sepakat, untuk nanti tidak saling menyalahkan, karena kita disini untuk mencari solusinya,” tegas Mas Abu.

Warga pun diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan secara langsung secara bergiliran.

Pertanyaan pertama datang dari Azis Marzuki yang menanyakan masalah jalan berlubang.”Jalan Suparjan sampai ke  KH. Ahmad Dahlan itu rusak, apalagi musim hujan, andaikata ada lubang mohon Dinas terkait segera merespon,” tanya Azis warga RT 02 RW 04.

Menanggapi pertanyaan tersebut Mas Abu menyampaikan jika Jalan provinsi, merupakan kewenangan dari provinsi untuk membenahi. “Kalau jalan nasional atau jalan provinsi bukan jalan kota, kita tidak punya kewajiban untuk membenahi, karena sering sekali kita benahi akhirnya jadi temuan dan jadi masalah. Kadang-kadang kita bantu warga untuk bantu beli semen yang penting ditutup dulu supaya tidak mencelakakan orang,” ungkapnya.

Pertanyaan kedua dari Sunarko RT 02 RW 03 yang mengeluhkan banjir dilingkungannya ketika musim hujan. “Pak, jalan sini kalau hujan banjir, karena banyak yang sudah dipaving,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Mas Abu mengatakan harus membuat sumur resapan. “Untuk daerah-daerah yang padat penduduk, kalau semuanya sudah dipaving harus dibuat resapan. Nanti kalau airnya kita buang ke sungai semuanya tidak akan cukup. Jadi Prodamas ini harus sinergi. Saya berpesan ke Bapak Ibu sekalian kasih tahu pak RTnya, kasih tahu LPMKnya supaya urun rembug,” Ungkap Mas Abu.

Lain lagi, anggota tani rukun makmur Kholidi yang mengusulkan tentang tempat penjemuran padi dan mesin tanam. “Belum ada penjemuran padi, jadi petani bingung sedangkan waktu panen harganya ambleg, pengennya mau ditahan untuk dijemur tapi tidak ada tempat. Kemudian masalah mesin tanam Pak, jaman sekarang cari buruh tandur sulit karena anak-anak muda sekarang tidak ada yang bisa, yang bisa hanya orang-orang yang sudah tua saja Bagaimana Pak?

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian menanggapi bahwa kelompok tani Kelurahan Bujel dalam musrenbang tahun 2018 sudah mengusulkan 5 buah handtracktor, sehingga usulan untuk lantai jemur dan mesin tanam padi adalah usulan tambahan dari musrenbang tingkat kecamatan. ”Untuk usulan handtraktor ini sudah kita catat sehingga yang dua ini juga kami catat untuk tahun 2018. Terkait mesin tanam padi dari pemkot kita sudah meluncurkan tujuh buah alat mesin tanam padi ke kelompok tani. Antara lain di Tamanan, Kaliombo, Tempurejo, Ngronggo,  Burengan, Ngampel, dan Tosaren. Saya sampaikan bahwa dari tujuh mesin yang sudah kami drop, baru dua yang dipakai. Harapan kami nanti kalau Bujel sudah dapat mesin tanam tolong digunakan pak nggeh,” ujarnya.

Sementara Umi RT 02 RW 04 menyampaikan bantuan untuk mesin pabrik kerupuk gambir di Dung Sentul. “Tolong dibantu alatnya pak, soalnya alatnya sudah tua-tua,”  ujarnya.

Menanggapi hal tersebut Mas Abu menyampaikan bahwa harus membuat kelompok bersama lalu diambilkan di prodamas. “Bapak ibu yang sudah punya home industry sudah bagus harus didiskusikan setiap RTnya mau bagaimana supaya bisa berjalan dengan bagus. Saya berharap pak RT juga memfasilitasi. Ini potensi yang sangat luar biasa yang sudah ada di Dung Sentul Bujel,” terangnya.