Keberhasilan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri memperoleh penghargaan tiga kali berturut-turut sebagai TPID terbaik se-Jawa Bali menjadikan TPID Kota Kediri menjadi rujukan bagi TPID dari berbagai daerah. Setelah Palembang dan Tangerang Selatan, TPID Kota Kediri hari ini menerima kunjungan dari TPID Kab. Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Kediri Eny Endardjati menerima rombongan di Command Center, Rabu (28/8).
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Kediri Enny Endardjati menyambut rombongan TPID Kab. Musi Rawas dengan ucapan selamat datang dan berharap pertemuan tersebut bisa dijadikan untuk ajang sharing knowledge juga menjadi awal pertemuan yang bagus untuk menjalin kerjasama dalam penguatan pasokan komoditas pangan maupun penguatan TPID daerah. “Dipenghujung tahun 2018, inflasi Kota Kediri ditutup dengan angka 1,97 persen dan mencatat rekor sebagai inflasi terendah di Jawa di Tahun 2019. Inflasi Kota Kediri Juni sebesar 0,08 persen atau terendah di Jawa Timur bahkan pada Bulan Mei inflasi Kota Kediri sebesar 0,05 persen dan merupakan yang terendah di Indonesia. Sedangkan inflasi bulan Juli sebesar 0,44 persen atau masih terkendali. Keberhasilan ini merupakan hasil kinerja TPID Kota Kediri, terbukti kerja keras dan cerdas yang telah dilakukan selama ini dapat langsung dirasakan masyarakat Kota Kediri. Selain itu, dengan kerjasama yang harmonis dan sinergitas kebijakan berbagai pihak terutama pemerintah daerah, Bank Indonesia, Bulog, BPS, Kadin dan dunia usaha serta masyarakat, sehingga inflasi Kota Kediri tahun 2018 dan sampai dengan pertengahan tahun 2019 dapat rendah dan terkendali,” ujar Enny.
Enny melanjutkan, untuk menjaga inflasi Kota Kediri agar tetap rendah dan stabil, TPID Kota Kediri senantiasa berupaya menjaga dan menjalankan 4K dengan sungguh-sungguh. Mulai dari menjaga kecukupan pasokan komoditas pangan, menjaga keterjangkauan harga pangan, menjaga kelancaran distribusi dan menjaga komunikasi publik yang efektif. Selain itu dalam rangka untuk menjaga kecukupan pasokan komoditas pangan dan menjaga keterjangkauan harga pangan, TPID Kota Kediri senantiasa meningkatkan kerjasama dengan beberapa pihak, baik antar pemda (G to G), pemerintah dengan pelaku usaha (G to B) dan antar pelaku usaha (B to B).
Masih dalam kesempatan yang sama, Ketua rombongan TPID, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kab. Musi Rawas, Saiful Ibna mengatakan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas mendapat informasi bahwa Kota Kediri memperoleh penghargaan TPID terbaik se Jawa-Bali tiga tahun berturut-turut. Hal itulah yang mendasari rombongannya melakukan study banding ke Kota Kediri. “Kami ditugaskan Bapak Bupati untuk mendapatkan konsultasi terkait program dan kegiatan yang telah dilakukan Pemerintah Kota Kediri karena beberapa waktu yang lalu kami mendapat informasi bahwa di Kota Kediri memperoleh penghargaan dari pemerintah pusat dalam pengelolaan TPID. Secara umum, kegiatan-kegiatan inflasi sudah kami lakukan, tapi masih banyak titik-titik lemah yang perlu kami pelajari, kami ikuti sehingga bisa diterapkan. Dalam kesempatan ini, kami mohon ijin untuk diberikan penjelasan bagaimana tata kelola TPID Kota Kediri sehingga bisa berhasil. Mudah-mudahan nantinya bisa menular kepada jajaran Pemerintahan Kab. Musi Rawas. ,” ujarnya.
Ibna juga memaparkan kondisi geografis Kab. Musi Rawas yang merupakan salah satu dari 17 Kab./Kota di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Musi Rawas terdiri dari 14 kecamatan, 186 desa dan 13 kelurahan. Dengan jumlah penduduk mencapai 408.000 jiwa dengan luas wilayah 600.000 hektar. Dengan sektor unggulannya yaitu pertanian, kelapa sawit, karet dan padi. Sedangkan ungtuk sektor pertambangan terdiri dari minyak, gas bumi dan batu bara.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Anggota TPID Kota Kediri dan Kepala BPS Kota Kediri. (ncy/tux)