KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menanggapi hasil riset Lokadata yang menempatkan Kota Kediri dalam "10 Besar Booming Cities Indonesia 2020". Menurut Wali Kota Kediri, ini adalah hasil dari kebijakan pembangunan ekonomi inklusif di Kota Kediri, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya dan mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
"Kami juga mempermudah investasi yang masuk ke Kota Kediri dengan mempermudah perizinan, dengan layanan yang cepat dan berbasis IT. Kota Kediri juga semakin meningkat stabilitas keamanan, ketertiban, dan kerukunan masyarakatnya, sehingga menjaga iklim berusaha yang kondusif," jelas Abdullah Abu Bakar di Balai Kota Kediri, Selasa (22/12/2020).
Lokadata mengumpulkan data dari 514 kabupaten atau kota di Indonesia melalui 10 variabel ekonomi, sosial, dan keuangan, dalam rentang 2017-2019 untuk menyusun peringkat 10 Booming Cities 2020.
Dari hasil riset didapatkan peringkat Booming Cities Indonesia 2020 dari urutan ke-1, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Denpasar, Tangerang Selatan, Badung, Jakarta Utara, Surabaya, Jakarta Barat, Bandung, dan Kota Kediri di peringkat ke-10.
Pemeringkatan Booming Cities merujuk pada wilayah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil, dengan kondisi keuangan warga yang “gemuk”, dan tidak memikul beban sosial yang berat. Intinya, kota atau kabupaten tersebut yang paling potensial untuk berkembang dan dikembangkan.
“Di Kota Kediri kolaborasi para stakeholder baik dari sisi Pemkot, Bank Indonesia, Kadin, OJK, dan dunia usaha berjalan baik dalam rangka meningkatkan perekonomian Kota Kediri. Tim Pengendali Inflasi Daerah juga Alhamdulillah beberapa tahun terakhir (2016-2018) selalu mendapatkan penghargaan terbaik se-Jawa dan Bali karena berhasil mengendalikan inflasi tetap rendah dan terkendali,” imbuh Wali Kota Kediri.
Dalam riset Lokadata, indeks keuangan Kota Kediri menunjukkan pertumbuhan tabungan per kapita di perbankan masih lebih tinggi dari penyaluran kredit per kapita. Selama tiga tahun terakhir, tabungan per kapita tumbuh 8,8 persen per tahun, sedangkan kredit per kapita tumbuh 7,3 persen per tahun.
"Selama pandemi Covid-19, kami juga berupaya agar ekonomi masyarakat terutama UMKM tidak ambruk dengan memfasilitasi agar mereka bertranformasi ke platform digital, untuk memperluas jaringan pemasaran dengan menggandeng Tokopedia dan Grab," ujar Abdullah Abu Bakar.
Adapun yang menarik, Kota Kediri dari rilis Lokadata menempati peringkat kedua dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencapai Rp 314 juta per kapita per tahun, tepat di bawah Jakarta Pusat yang berada di peringkat pertama dengan PDRB sebesar Rp 488 juta per kapita per tahun.